Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Waskita Beton Precast Tbk berencana membangun pabrik precast baru di Kalimantan dan Sumatra Utara untuk menambah kapasitas produksi sebesar 600.000 ton per tahun. Pabrik tersebut dibangun tahun ini dengan dana Rp 8 triliun. Separuh dananya berasal dari pinjaman perbankan dan sisanya dari initial public offering (IPO).
Saat ini, emiten berkode WSBP tersebut sudah mengoperasikan sepuluh pabrik yang tersebar di Jawa dan sebagian Sumatra. Rinciannya, di Sumatra Selatan dua pabrik, di Jawa Timur ada satu pabrik, di Jawa barat enam pabrik, dan di Jawa Tengah satu pabrik.
Dengan tambahan dua pabrik yang memiliki luas sepuluh hektare (ha) nanti, diharapkan kapasitas produksi WSBP yang saat ini sebesar 2,65 juta ton per tahun bisa meningkat menjadi 3,25 juta ton per tahun.
Dengan dua pabrik baru di dua kawasan itu, WSBP menyasar proyek-proyek jalan tol yang digarap induk perusahaan, Waskita Karya di dua pulau tersebut. "Di Kalimantan sendiri kita sedang menggarap jalan tol Penajam-Balikpapan, yang akan dibangun di atas laut," kata Jarot Suhana, Direktur Utama WSBP, Selasa (31/1).
Memang ia mengakui, kendala perusahaan saat ini adalah pengiriman bahan baku material. Terkait proyek-proyek di luar Jawa, WSBP harus merogoh kocek lebih dalam untuk pengiriman. Maka, pembangunan pabrik baru ini diharapkan mampu memangkas ongkos pengiriman material.
Tahun 2017 ini WSBP lebih fokus menyasar proyek-proyek yang akan dikerjakan oleh Waskita Karya. Jarot mengaku, sebagian besar proyek yang dikerjakan perusahaan ini adalah pengembangan proyek induk usahanya tersebut.
"Sebagian besar memang masih di Pulau Jawa, terang dia. Asal tahu saja, ruas jalan tol Waskita Karya di Pulau Jawa membentang sekitar 800 kilometer, dari Jakarta hingga Surabaya.
Ke depan Jarot berharap, dengan beroperasinya pabrik di Kalimantan, WSBP mampu masuk dan menggarap proyek-proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) dan swasta, yang selama ini belum dapat mereka masuki. Di Sumatra mereka berharap, dapat masuk di proyek-proyek lain di bagian utara pulau itu.
Meski telah menaikkan target laba bersih tahun 2017 sebesar 13% menjadi Rp 1,13 triliun, WSBP masih belum tertarik merambah pasar ekspor. "Sejauh ini masih fokus di dalam negeri," kata Jarot.
Sekadar info, tahun 2016 lalu pendapatan WSBP melonjak hingga 193% ke level Rp 4,7 triliun. Senada, laba bersih perusahaan ini juga menanjak sebesar 194% ke level Rp 622 miliar. Padahal, pada tahun 2015 lalu, perusahaan ini hanya mampu mencetak pendapatan sebesar Rp 1,6 triliun dan laba bersih sebesar Rp 211 miliar.
Tahun ini, Jarot menduga pasar precast secara nasional akan tumbuh sebesar 10%. Ia optimistis, WSBP akan tumbuh sejalan dengan prediksi tersebut. "Total nilai kontrak baru Waskita Beton Precast tahun ini sebesar Rp 12,3 triliun, sementara carry over kita senilai Rp 10,3 triliun," kata dia.
Adapun proyek baru yang berhasil didapat oleh WSBP pada awal tahun ini antara lain: proyek jalan ol Bekasi-Cawing-Kampung Melayu, proyek ruas ol Cimanggis-Cibitung, proyek ruas tol Bogor-Ciawi-Sukabumi dan proyek jalan tol Pasuruan-Probolinggo. Kemudian proyek ruas Pemalang-Batang, jalan tol Batang-Semarang, proyek jalan tol Kriyan-Legundi-Bunder-Manyar, ruas Salatiga-Boyolali, jalan tol Kayu Agung-Palembang-Betung, ruas tol Terbanggi Besar-Kayu Agung, dan proyek light rail transit (LRT) di Palembang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News