kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.360.000   27.000   1,16%
  • USD/IDR 16.715   30,00   0,18%
  • IDX 8.367   -24,72   -0,29%
  • KOMPAS100 1.159   -1,24   -0,11%
  • LQ45 843   -2,18   -0,26%
  • ISSI 291   1,30   0,45%
  • IDX30 442   -1,53   -0,35%
  • IDXHIDIV20 510   -0,87   -0,17%
  • IDX80 130   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 138   0,07   0,05%
  • IDXQ30 140   -0,19   -0,13%

Dari Sawah Jadi BBM: Bobibos Tawarkan Bensin Ramah Lingkungan RON 98,1


Selasa, 11 November 2025 / 21:18 WIB
Dari Sawah Jadi BBM: Bobibos Tawarkan Bensin Ramah Lingkungan RON 98,1
ILUSTRASI. PT Inti Sinergi Formula meluncurkan bahan bakar minyak (BBM) berbahan nabati bernama Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos (Bobibos) pada Selasa (11/11/2025).


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BOGOR. PT Inti Sinergi Formula meluncurkan bahan bakar minyak (BBM) berbahan nabati bernama Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos atau Bobibos.

Produk ini diklaim mampu menghasilkan emisi nyaris nol, dengan jerami sebagai bahan baku utama.

Founder Bobibos, M Ikhlas Thamrin, mengatakan pemilihan jerami didasari oleh pertimbangan harga pokok produksi (HPP) agar tetap terjangkau masyarakat.

“Tujuannya supaya masyarakat bisa menikmati BBM bersih dengan biaya murah,” ujarnya saat ditemui di Jonggol, Jawa Barat, Selasa (11/11/2025).

Baca Juga: Penerapan Etanol E10, Diprediksi Dapat Tekan Konsumsi BBM 4,2 Juta Kiloliter

Ikhlas menuturkan, timnya sempat meneliti sejumlah bahan alternatif seperti tebu, singkong, dan mikroalga.

Namun, hanya jerami yang mampu menghasilkan HPP di bawah batas atas yang telah ditetapkan.

“Kami sudah menetapkan batas atas HPP sebelum riset dimulai. Kalau hasil uji menunjukkan HPP di atas batas itu, berarti belum feasible,” jelasnya.

Tiga Aspek Riset: Teknologi, Komersialisasi, dan Regulasi

Ikhlas menjelaskan, riset Bobibos dibangun atas tiga pilar utama: teknologi, komersialisasi, dan penerimaan politik terutama yang berkaitan dengan regulasi pemerintah.

Pada aspek teknologi, tim Bobibos merancang sendiri mesin biokimia yang mengekstraksi jerami menjadi bahan bakar nabati melalui lima tahapan proses.

“Aspek komersialisasi berfokus pada batas atas HPP. Buat apa bahan bakar yang hebat kalau harganya mahal dan tidak laku di pasar,” kata Ikhlas.

Baca Juga: Menakar Ambisi Indonesia Bebas Impor Solar Lewat Biodiesel

Dorong Ekonomi Sirkular di Pertanian

Penggunaan jerami sebagai bahan baku juga disebut memberi dampak positif bagi sektor pertanian. Petani dapat menjual beras sebagai produk utama dan jeraminya diolah menjadi bahan bakar.

“Sawah seharusnya bisa menjadi pusat energi sekaligus pusat pangan,” ujarnya.

Terkait regulasi, Ikhlas menyebut pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah melalui pembina Bobibos yang juga anggota DPR, Mulyadi.

Produksi 300 Liter per Hari, Siap Uji Publik Februari 2026

Saat ini, kapasitas produksi Bobibos mencapai 300 liter per hari. Berdasarkan riset perusahaan, 1 hektare sawah menghasilkan sekitar 9 ton jerami yang dapat diolah menjadi 3.000 liter bahan bakar.

“Dari 3.000 liter itu, bisa digunakan 1.500 liter untuk bensin dan 1.500 liter untuk solar, tergantung kebutuhan,” jelas Ikhlas.

Baca Juga: Menakar Kinerja Industri Kimia di Tengah Lonjakan Impor dan Hadirnya Pabrik Baru

Uji publik Bobibos dijadwalkan mulai Februari 2026 di fasilitas perusahaan di Jonggol. Namun, Ikhlas belum mengonfirmasi waktu pasti peluncuran komersialnya.

Bobibos diklaim memiliki nilai oktan (RON) 98,1, berdasarkan hasil uji laboratorium Balai Besar Direktorat Jenderal Migas LEMIGAS.

BBM ini telah diuji coba di berbagai kendaraan, mulai dari Honda BeAT, Toyota Alphard, hingga Nissan Navara.

Selanjutnya: Pendapatan Trisula International (TRIS) Tumbuh 9,8% hingga Kuartal III-2025

Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (12/11), Hujan Lebat dan Angin Kencang di Sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×