Reporter: Benedicta Prima | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Polemik impor jagung 100.000 ton masih berkepanjangan. Kali ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian meminta Kementerian Pertanian tidak membelokkan fakta terkait impor jagung di tengah surplus ini.
"Begini. Yang melakukan impor itu Mendag (Menteri Perdagangan), tapi rekomendasinya itu Mentan. Walaupun mereka bilang produksinya surplus 13 juta (ton), tapi harga naik, banyak yang mau demo. Mentan bilang, minta diimpor deh. Berapa? 100.000. Bikin surat dong, jangan nanti tiba-tiba enggak ngaku," jelas Darmin, Rabu (7/11).
Darmin juga menanyakan terkait surplus jagung, tetapi diminta impor jagung karena fakta di lapangan menunjukkan harga-harga naik.
"Mereka yg paling tahu, kalau dia usulkan ini perlu impor, kita juga tanya. Katanya surplus? Jawabannya tapi harganya naik. ini ada surat-surat dari peternak macam macam. oke kalau begitu," ungkap Darmin.
Di tengah kenaikan harga ini, Darmin minta tak ada yang saling menyalahkan. Salah satunya sistem resi gudang yang belum optimal menjadi penyumbang keruwetan. "Kalau harga naik itu ada yang kurang. Sederhana saja," jelasnya.
Oleh karena itu rakortas mempertimbangkan untuk impor jagung, bukan menyerap dari daerah yang surplus karena melihat harga di lapangan yang naik.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyiratkan, impor diberikan atas permintaan Bulog yang didorong para peternak. Mentan juga membeberkan prestasi ekspor jagung Indonesia, kendati ada ekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News