Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ternyata, sebagian besar bahan bakar banyak minyak (BBM) subsidi dikonsumsi kalangan masyarakat mampu. Manajemen Pertamina mengungkap, sebanyak 60% masyarakat yang mengonsumsi BBM subsidi termasuk kalangan kaya.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, sebanyak 60% masyarakat mampu atau yang masuk dalam golongan kaya tersebut mengonsumsi hampir 80% dari total konsumsi BBM subsidi.
"Sedangkan 40% masyarakat rentan dan miskin hanya mengonsumsi 20% dari total BBM subsidi tersebut," kata Irto dalam keterangan tertulis, Jumat (1/7).
Baca Juga: Hampir 80% BBM Subsidi Dinikmati Orang Kaya, Ada Potensi Over Kuota
Atas dasar hal tersebut, Pertamina Patra Niaga, mengupayakan mekanisme yang dapat memastikan subsidi tetap sasaran. Itulah sebabnya, Pertamina Patra Niaga sebagai pelaksana penugasan berinisiatif mengembangkan mekanisme baru untuk memastikan penyaluran BBM subsidi di lapangan tepat sasaran.
Mekanisme baru ini tengah diuji coba. Dimulai dengan pendaftaran di Website MyPertamina. Pertamina membuka pendaftaran tersebut mulai 1 Juli 2022 akan membuka pendaftaran melalui Website; subsiditepat.mypertamina.id.
Irto berujar, pendaftaran ini dimaksudkan untuk pencocokan data berbasis sistem atau digital.
"Pada masa pendaftaran ini, masyarakat masih bisa membeli Pertalite dan Solar Subsidi, namun masyarakat diharapkan segera mendaftarkan kendaraan roda empatĀ dan identitasnya untuk mendapat QR Code," terang Irto.
Menurut Irto, penyaluran subsidi perlu dilakukan secara tepat sasaran. Hal ini lantaran Pemerintah telah mengalokasikan dana hingga Rp 520 triliun untuk subsidi energi pada tahun 2022.
Upaya menciptakan mekanisme penyaluran BBM Subsidi tersebut, lanjut Irto, juga merupakan pelaksanaan dari Peraturan Presiden No 191 Tahun 2014 serta Surat Keputusan (SK) Kepala BPH Migas No 04/P3JBT/BPH Migas/KOM/2020.
"Regulasi yang ada secara jelas menetapkan segmentasi pengguna, kuota dan lain-lain mengenai penyaluran BBM Subsidi, namun di lapangan masih tidak tepat sasaran," tandas Irto.
Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Subsidi Rp 520 Triliun Malah Dinikmati Orang Kaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News