Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto mengaku akan menuruti permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengevaluasi harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium. Presiden hari ini memerintahkan Pertamina mengevaluasi dan mencari ruang untuk menurunkan harga BBM turun.
Sementara menurut Dwi, saat ini harga keekonomian premium masih lebih tinggi 2% dari harga jual. Untuk bisa menekan harga jual BBM, pertamina mengaku harus melakukan langkah-langkah efisiensi.
Dwi bilang, ruang untuk menurunkan harga selalu ada. Tinggal melihat, apa yang bisa dilakukannya. "Itu yang akan kita evaluasi," kata Dwi, usai mengikuti rapat terbatas di Istana negara, Kamis (1/10).
Salah satu langkah efisiensi yang dilakukan adalah dengan mengaktifkan proyek Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC), atau meningkatkan kapasitas kilang di Cilacap. Saat ini kapasitasnya mencapau 350.000 barel per hari. Dwi mengklaim, upgrading kilang di cilacap itu bisa menurunkan beban impor minyak hingga 5%.
Selain itu, Pertamina juga akan mengoptimalkan keberadaan PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI). Jika itu dilakukan kebutuhan impor akan berkurang lagi sebesar 10% pada tahun ini, dan tahun depan bisa turun 20%. "Itu tentu signifikan menekan impor solar," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News