Reporter: Maria Rosita | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pasar sepatu masih kalah dengan impor. Asosiasi Persepatuan Indonesia menilai, penyebabnya lantaran desain produk lokal tidak menarik.
Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia Eddy Widjanarko menilai, desain produk sepatu lokal kalah dengan impor. "Corak-corak sepatu kita nggak up to date," kata Eddy, Jumat (20/5).
Padahal, Eddy mengatakan, harga produk Indonesia dengan China nyair sama. Namun, dia bilang, pembeli lebih melihat model ketimbang harga.
Belum lama ini Kementerian Perdagangan melansir catatan impor alas kaki rentang Januari hingga April 2011 mencapai US$ 42,12 juta. Angka tersebut melonjak 43,47% dari periode serupa pada 2010 sekira US$ 29,36 juta.
Produk lokal yang dihantam misalnya sandal dan sepatu perempuan. "Terutama untuk kalangan menengah ke bawah yang dijual di mal kelas dua, seperti Mangga Dua atau Ramayana," kata Eddy.
Eddy berharap pemerintah mendukung pengusaha alas kaki lewat bahan baku. Dia juga minta perbankan mendukung pembiayaan dengan penetapan suku bunga yang baik.
Eddy meramalkan industri sepatu ke depan makin manis asalkan pemerintah memberi perhatian, membantu industri, dan memperhatikan pekerja industri sepatu. "Setiap tahun tumbuh 20%, ukuran yang besar untuk industri. Satu sepatu bisa menghidupi 4.000 manusia dalam sehari, bayangkan," kata Eddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News