Reporter: Vina Elvira | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - Jakarta. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) masih mengupayakan pertumbuhan produksi crude palm oil (CPO) sebesar 5% pada tahun 2024. Hal ini didorong oleh perbaikan pada tingkat rendemen CPO yang mendongkrak produktivitas, meski produksi TBS menurun.
Chied Financial Officer DSNG, Jenti Widjaja menyampaikan hingga saat ini perseroan masih belum mengubah target pencapaian produksi CPO pada tahun 2024. Menurutnya kondisi saat ini masih mirip dengan kuartal pertama, di mana pihaknya terus berupaya mencapai tingkat rendemen CPO yang tinggi.
Namun, selain produksi Tandan Buah Segar (TBS) inti dan plasma serta tingkat rendemen CPO yang tinggi, ketersediaan buah eksternal di sekitar wilayah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) DSNG juga akan mempengaruhi total produksi CPO di sepanjang tahun 2024 nanti. Di samping itu, faktor iklim dan cuaca memainkan peran yang krusial terhadap keberhasilan produksi TBS.
Baca Juga: Produksi CPO Sampoerna Agro (SGRO) Terkendala Cuaca El Nino
“Adanya potensi fenomena La Nina yang diperkirakan badan metereologi mungkin terjadi di Agustus hingga Oktober 2024 harus diwaspadai karena La Nina akan membawa curah hujan di atas normal yang akan berpengaruh terhadap proses eksekusi buah panen serta tingkat rendemen,” ungkap Jenti, kepada Kontan.co.id, Jumat (19/7) lalu.
Dari sisi kinerja keuangan, DSNG meraih kenaikan pendapatan 7,9% year on year (YoY) menjadi Rp 2,23 triliun pada kuartal I-2024. Segmen usaha kelapa sawit memberikan kontribusi 85% total pendapatan Perseroan atau sebesar Rp 1,9 triliun, naik 5,1% dibandingkan penjualan kelapa sawit pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,8 triliun.
Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk DSNG juga naik 5,75% YoY menjadi Rp 226,06 miliar.
Terkait dengan proyeksi pendapatan sampai akhir tahun 2024, lanjutnya, alan sangat tergantung pada harga jual CPO serta volume penjualan yang dicapai. Apabila volume penjualan CPO dapat tumbuh sesuai target dan harga CPO mirip atau lebih baik dibandingkan tahun lalu, maka nilai pendapatan dapat tumbuh sesuai target sebesar 5% atau lebih.
“Sedangkan laba Perseroan akan tergantung pada banyak hal, di antaranya harga CPO, harga pupuk, tingkat suku bunga pinjaman dan kurs mata uang dollar amerika terhadap rupiah mengingat Perseroan masih memiliki sejumlah kewajiban dalam mata uang dollar,” jelas Jenti.
Baca Juga: Dharma Satya (DSNG) Terapkan ESG, Dapat Cuan Segar dari Bisnis Energi Terbarukan
Untuk memaksimalkan kinerjanya saat ini, Manajemen DSNG disebut Jenti tetap fokus pada pencapaian dan peningkatan produktivitas serta biaya operasional yang efisien.
Tak hanya sasaran jangka pendek, namun Perseroan juga memikirkan langkah-langkah jangka Panjang yang perlu diambil untuk mempertahankan serta meningkatkan produktivitas kebun kelapa sawit di masa depan, di antaranya melalui program tanam kembali (replanting).
Hingga 2023, DSNG telah melakukan penumbangan pohon kelapa sawit kurang produktif sebesar 673 hektar, dan tanam kembali sebesar 500 hektar. Perseroan menargetkan pelaksanaan replanting berkisar antara 1.000 – 2.000 hektar pada 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News