Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tahun 2018 segmen penjualan pestisida mengalami penurunan yang signifikan. Tercatat, laba kotor dari segmen pestisida menurun Rp 98,98 miliar atau setara 40,47%, menjadi Rp 145,54 miliar.
Direktur Utama PT BISI International Tbk Jemmy Eka Putra menyebutkan penurunan ini disebabkan karena adanya kenaikan nilai tukar rupiah sehingga menaikkan harga bahan baku. Hal ini menyebabkan kenaikan pula pada harga jual pestisida.
" Tidak semua petani atau customer kami dapat menerima harga ini. Sehingga mereka mengurangi stok yang ada di titik-titik distribusi," katanya dalam pemaparan publik yang digelar di Hotel Mulia, Selasa (28/5).
Jemmy menjelaskan untuk bahan baku pestisida BISI memang masih memang masih mengandalkan import.
Selain itu, turunnya permintaan pestisida disebabkan hama penyakit yang berkurang akibat dari musim kemarau yang cukup panjang di 2018. Ini berdampak pada penurunan permintaan pestisida.
Di kuartal I 2019, PT BISI International Tbk masih mencatatkan penurunan laba kotor yang cukup besar dari segmen produk pestisida. Tercatat, penurunan dialami sebesar Rp 9,2 miliar atau setara 16% yoy.
Di kuartal tahun ini, kontribusi pestisida terhadap laba kotor sebesar Rp 46,64 miliar, sementara kuartal yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 55,85 miliar.
Akan tetapi Jemmy melihat keadaan ini lebih baik jika dibandingkan keadaan sebelumnya. Adanya kenaikan harga jual produk dari perusahaan lain di level harga yang kurang lebih sama dengan produk BISI, membuat distributor kembali mau menambah stok pestisida.
BISI akan menggalakkan promosi pestisida. Sebagai tambahan informasi, BISI menambahkan mesin untuk keperluan packaging melalui 15% dari belanja modal tahun 2019. Adapun alokasi belanja modal sebesar Rp 30 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News