Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski masih pandemi, perusahaan-perusahaan kembali menyusun strategi baru untuk ekspansi demi meraup cuan. Hal ini disampaikan Fendy Susianto selaku CEO Finvesol Consulting dimana kesempatan perusahaan khususnya bidang teknologi terbuka lebar.
Fendy menambahkan, perusahaan di bidang teknologi digital dapat menjalankan strategi bisnisnya kembali, salah satunya melalui penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO). Hal ini seiring dengan cepatnya perkembangan transformasi digital dalam kehidupan sehari-hari yang dapat membuka kesempatan perusahaan dalam meraup keuntungan dengan lebih luas lagi.
“Prospeknya saat ini bagus sekali, pertumbuhan ekonomi Indonesia dan global juga sudah dalam posisi yang membaik di kuartal pertama. Terlihat beberapa indikator ekonomi sudah mulai pulih seperti angka Consumer Confidence Index sudah berada di atas 100. Ini menandakan sudah adanya geliat untuk produksi lagi,” jelas Fendi dalam keterangannya, Jumat (11/6).
Baca Juga: Strategi insentif baru GoSend di mata akademisi
Berdasarkan data ekonomi, Bank Indonesia (BI) melaporkan indeks keyakinan konsumen (IKK/CCI) periode Mei 2021 sebesar 104,4. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 101,5. IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula.
Jika di atas 100, maka artinya konsumen optimistis memandang perekonomian saat ini hingga enam bulan mendatang.
Fendi mengatakan strategi yang tepat dapat didukung dengan adanya fundamental bisnis yang kuat, perusahaan dapat mengambil kesempatan untuk ekspansi bisnis melalui skema IPO yang memiliki peluang seiring dengan menggeliatnya pertumbuhan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.
“Adanya pandemi Covid-19 memberikan pelajaran bagi kita untuk terus get in touch dan beradaptasi dengan teknologi, sehingga perusahaan teknologi memiliki masa depan yang bagus apabila akan IPO di masa sekarang karena relevan dengan gaya hidup masyarakat dan bisa menjadi pilihan bagi para investor,” ungkap Fendi.
Menurut Fendi, bisnis berbasis teknologi yang memiliki fundamental bagus dan revenue yang jelas dapat memanfaatkan IPO sebagai sumber pendanaan untuk meningkatkan kinerja dan melebarkan sayap perusahaan.
Ini bisa menjadi langkah positif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana segar sehingga bisa ekspansi. Penggunaan dana dari hasil IPO untuk ekspansi bisnis juga menjadi daya pikat khususnya bagi perusahaan teknologi.
Salah satu perusahaan berbasis teknologi digital yang fokus ekspansi bisnis adalah Ultra Voucher. Sebagai pelopor dan agregator voucher diskon digital terbesar di Indonesia, Ultra Voucher tengah bersiap melebarkan sayapnya melalui ragam aksi korporasi.
Baca Juga: Permudah konsumen, K-Link Indonesia luncurkan K-Mart online store
Ultra Voucher mencatat performa bisnis perusahaan terus bertumbuh meski adanya pandemi. Bahkan sepanjang tahun 2020, transaksi Ultra Voucher bertumbuh 200% didukung inovasi produk yang terus dilakukan.
"Kami telah mencetak pendapatan hingga rata-rata 100% setiap tahunnya. Bukan hanya dapat bertahan saat pandemi melainkan kami terus tumbuh semakin baik. Hal ini terbukti dengan meningkatnya 50% downloader Ultra Voucher di tahun 2020 hingga capai 190.000 pengguna,” ungkap Chief Operating Officer & Co-Founder Ultra Voucher, Riky Boy Permata.
Riky juga menyampaikan dari jumlah tersebut, pihaknya berhasil mencetak lebih dari 10.000 pengguna yang melakukan transaksi setiap bulannya.
Ultra Voucher telah bermitra dengan lebih dari 300 brand ternama dan lebih dari 40.000 outlet di seluruh Indonesia. Jumlah ini tentunya terus bertumbuh sejalan dengan proses kesepakatan kerja sama baru.
“Melihat pertumbuhan bisnis kami yang positif, tentu kami juga melihat kesempatan untuk bisa ekspansi. Kami berencana untuk menambah lebih banyak merchant di kota-kota lain di Indonesia. Selain itu, kami juga berniat melakukan pengembangan teknologi di aplikasi Ultra Voucher agar lebih compatible dan memudahkan masyarakat,” tutup Riky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News