Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten laboratorium, PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) menyatakan selain rencana membangun klinik di Bandung, Perseroan juga menargetkan membangun klinik di Surabaya dan Medan tahun ini.
Direktur DGNS, Fergus Richard menjelaskan tahun ini Perseroan memang fokus membangun klinik dan membidik kawasan tier 1 dan 2.
"Kami akan membangun laboratorium klinik di Bandung. Tahun ini kami juga akan fokus membangun lagi klinik, targetnya di Surabaya dan Medan. Fokus pembangunan kami ada di tier 1 dan 2," jelas Fergus pada paparan publik yang berlangsung virtual, Rabu (20/7).
Tak hanya itu, DGNS juga berencana menambah 7 hingga 8 outlet pemeriksaan tahun ini. Hingga kini, secara total DGNS memiliki total 41 outlet, pada kuartal I 2022.
Baca Juga: Fokus Ekspansi, Diagnos Laboratorium (DGNS) Absen Bagikan Dividen Tahun Ini
Perseroan menambah sekitar 4 outlet di Kebon Jahe, Kelurahan Cipare, Kecamatan Serang, Banten, dengan menggandeng PT Amalia Jannah Medika Serang. DGNS juga melakukan penyertaan saham seri A2 di startup bioteknologi Singapura, Nalagenetics Pte Ltd, sebanyak 184,046 saham senilai US$ 500.000 atau setara dengan Rp 7,19 miliar (kurs Rp 14.389/US$).
Untuk melancarkan rencana dan strategi ini, DGNS menyiapkan investasi senilai Rp35 miliar. Fergus berkata, nilai tersebut sudah termasuk dengan biaya renovasi, pembelian alat medis, hingga modal untuk membangun klinik laboratorium dan outlet.
"Investasi untuk 2022 kami sudah siapkan Rp35 miliar untuk capex, keperluan dana untuk strategi ada di situ," sambungnya.
Mengenai gambaran kinerja di semester I 2022, DGNS menyatakan jika tren penerimaan pendapatan dari pemeriksaan non Covid-19 tercatat meningkat sekitar 13% dibandingkan dengan kuartal I 2022. Pihaknya memproyeksi pendapatan yang diterima dari pemeriksaan non Covid-19 akan terus meningkat ke depannya.
Sebaliknya, penerimaan pendapatan dari pemeriksaan Covid-19 seperti antigen, tes PCR dan lainnya menurun secara perlahan. Pihaknya tidak memberikan detail penurunannya, namun hal ini dinilai dari semakin terkendalinya kasus Covid-19 di Indonesia.
Sebagai informasi, di kuartal I 2022 DGNS mencatat penurunan penjualan 34,12% di angka Rp57,88 miliar dari Rp87,87 miliar dibandingkan dengan kuartal I 2021. Adapun laba periode berjalan menurun 61,45% di angka Rp8,40 miliar dari Rp21,79 miliar. Lalu laba bruto menurun 32,43% di angka Rp30,47 miliar dari Rp45,10 miliar.
Baca Juga: Tambah Kegiatan Usaha, Diagnos Laboratorium (DGNS) akan Minta Restu Pemegang Saham
Pendapatan terbesar datang dari referensi dokter alias doctors referrals sebesar 59,98%, disusul pendapatan dari klien korporasi (corporate clients) sebesar 31,31% dan sisanya datang dari pengunjung (walk in customer) sebesar 8,71%.
DGNS meraih pendapatan pemeriksaan non-Covid-19 sebesar Rp 31,8 miliar, naik 57,8% dari sebelumnya Rp 19,3 miliar yoy, seiring dengan jumlah tes non-covid yang naik 41,3 % menjadi 171.000 tes dari 121.000 tes. Layanan medical checkup bahkan melesat 259,8% menjadi 2.853 pemeriksaan dari 779 pemeriksaan.
"Target tahun ini agak berbeda dengan sebelumnya karena dinamika pandemi Covid-19 sudah berbeda dengan tahun sebelumnya. Jadi kami targetkan di sisi pendapatan pemeriksaan Covid-19 bisa bertumbuh sekitar 13%. Untuk target pendapatan secara keseluruhan agak susah karena pandemi sudah dinamis," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News