kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Didukung Sektor Pertambangan, Penjualan Hino Naik 48% hingga Juli


Kamis, 18 Agustus 2022 / 20:25 WIB
Didukung Sektor Pertambangan, Penjualan Hino Naik 48% hingga Juli
ILUSTRASI. Jajaran truk terbaru Hino?bersatandar Euro4.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) melihat bisnis truk masih punya prospek untuk bertumbuh di semester kedua ini. Hal itu didukung oleh permintaan signifikan yang terjadi pada sektor pertambangan. 

Chief Operating Officer PT Hino Motors Sales Indonesia Santiko Wardoyo mengatakan, hingga Juli 2022 Hino mencatat pertumbuhan penjualan truk hingga 48% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan truk disebutkan telah mencapai sekitar 12.000 unit. 

"Jadi untuk semester ini lebih bagus karena kalau kami lihat sampai Juli pun dari data truk itu kami growth sampai 48%, sedangkan pasar hanya growth 32%. Jadi lebih besar daripada pertumbuhan pasar," kata Santiko, kepada Kontan.co.id, Kamis (18/8). 

Santiko menuturkan, dari sisi pelanggan, setiap sektor sebenarnya mencatatkan pertumbuhan positif. Namun memang sektor komoditi khususnya pertambangan punya andil paling besar bertahap pertumbuhan Hino tahun ini. Yang mana kontribusinya mencapai 60% dari total penjualan.

Baca Juga: Mitsubishi Fuso Terus Menggeber Penjualan Truk dan Bus di Tahun Ini

"Sektor pelanggan saya lihat ekonomi Indonesia ini bagus tumbuh semuanya, paling dominan kalau di kami di sektor komoditi khususnya di pertambangan," tuturnya. 

Adapun, di tahun ini Hino berharap dapat mencatatkan penjualan sebanyak 30.000 unit. Yang mana per Juli lalu target tersebut telah tercapai sebanyak 40%. Membaiknya ekonomi Tanah Air membuat Hino pun optimistis dapat mencapai target penjualan tersebut.

"Kami lihat perkembangan kalau di bisnis komersial atau truk semuanya tergantung ekonomi Indonesia aja. Kami yakin akan tercapai, dengan sektor masih dari pertambangan dan komoditi dan CPO," jelas dia. 

Terkait hambatan, Santiko mengklaim sebenarnya perseroan tidak mengalami hambatan. Namun memang permintaan yang sangat tinggi membuat truk harus inden sekitar 4-5 bulan. Sedangkan di kondisi normal, inden paling lama hanya sekitar sebulan saja. 

"Normalnya bisa satu bulan. Memang inden ini karena permintaan tinggi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×