Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) membukukan total penjualan dan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 473,7 miliar selama kuartal pertama tahun ini. Jumlah tersebut menurun 19% dibandingkan pendapatan di periode yang sama tahun 2019.
Pendapatan dari lini bisnis Land Development & Property menurun 29% year-on-year (yoy) menjadi Rp 119,6 miliar di kuartal I 2020.
Baca Juga: Sejumlah pengembang properti ini sukses menggenjot penjualan secara online
"Hal itu terutama disebabkan oleh penurunan penjualan kaveling tanah dari Rp 110 miliar pada kuartal I 2019 menjadi Rp 35,1 miliar di kuartal I 2020," ujar Corporate Secretary KIJA, Muljadi Suganda, dalam pernyataan resminya, Selasa (30/6).
Adapun penjualan segmen produk properti lainnya meningkat di kuartal I 2020.
Sebagai catatan, KIJA menyajikan laporan keuangan berdasarkan PSAK 72, dimana perusahaan mengakui penjualan/pendapatan ketika (atau sebagai) entitas mentransfer kontrol barang atau jasa kepada pelanggan sebesar jumlah yang diharapkan entitas berhak.
Dengan demikian, KIJA tidak lagi mengakui pendapatan dari properti berdasarkan persentasi penyelesaian.
Baca Juga: Mochtar Riady: Sepenggal kisah revolusi industri 4.0, handuk bolong dan sepatu diskon
Selama tiga bulan pertama tahun ini, pendapatan KIJA dari jasa infrastruktur menurun 16% (yoy) menjadi Rp 333,5 miliar. Hal ini terutama akibat penurunan pendapatan dari Bekasi Power sebesar Rp 52,5 miliar lantaran pembangkit listrik beroperasi lebih sedikit sehubungan dengan jangka waktu reserve shutdown oleh PLN yang berlangsung lebih lama pada kuartal I 2020 dibandingkan periode yang sama di 2019.
Pendapatan berulang (recurring revenue) KIJA dari lini bisnis infrastruktur memberikan kontribusi 70% dari total pendapatan selama kuartal I 2020. Adapun lini bisnis Leisure & Hospitality membukukan kenaikan 2% atas pendapatannya menjadi Rp 20,6 miliar pada kuartal I 2020.
KIJA mencatatkan penurunan laba kotor sebesar 27% (yoy) menjadi Rp 162,6 miliar pada akhir Maret 2020. Di saat yang sama, margin laba kotor konsolidasi KIJA di kuartal I 2020 tercatat 34%, menurun dibandingkan posisi kuartal I 2019 sebesar 38%.
Baca Juga: Ada Corona, Emiten Kawasan Industri Pangkas Target Marketing Sales
Penurunan margin laba kotor ini terutama akibat perubahan bauran produk (product mix) pada lini bisnis Land Development & Property, yaitu berkurangnya kontribusi penjualan dari tanah matang yang bermargin lebih tinggi di kuartal I 2020 dibandingkan produk yang terjual di kuartal I 2019.
Margin laba kotor lini Infrastruktur mengalami peningkatan dari 21% di kuartal I 2019 menjadi 23% pada kuartal I 2020, sementara Leisure & Hospitality menurun dari 28% di kuartal I 2019 menjadi 26% pada kuartal I 2020.
Alhasil, KIJA menderita rugi bersih sebesar Rp 759,8 miliar di kuartal I 2020 dibandingkan laba bersih sebesar Rp 74,3 miliar pada kuartal I 2019. Alasan utamanya karena dampak pergerakan selisih kurs yang tercatat di kuartal I 2020 sehingga rugi selisih kurs sebesar Rp 699,1 miliar, sementara pada kuartal I 2019 mencatatkan laba selisih kurs sebesar Rp 56,9 miliar.
Selama kuartal pertama 2020, rupiah terdepresiasi secara signifikan dari Rp 13.901 per dollar AS pada awal tahun 2020 menjadi Rp 16.367 pada penutupan 31 Maret 2020.
Baca Juga: Mochtar Riady, konseptor awal Ovo yang tak risih memakai handuk bolong
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News