kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Direktur Utama PLN berharap ada dukungan tambahan untuk mobil listrik


Rabu, 01 Desember 2021 / 20:24 WIB
Direktur Utama PLN berharap ada dukungan tambahan untuk mobil listrik
ILUSTRASI. Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Zulkifli Zaini berharap adanya dukungan tambahan dari pemerintah untuk akselerasi mobil listrik di Indonesia. Sebab masih perlu tambahan terkait perpajakan untuk mobil listrik. Apalagi, fasilitas tersebut telah diberikan pemerintah untuk kendaraan non listrik.

Sebelumnya, pemerintah telah memberikan kebijakan penghapusan Pajak Penjualan Nilai Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil listrik. "Tapi ada dua pajak lain yakni PPN dan PPh yang dinikmati mobil fosil namun belum dinikmati mobil listrik," kata Zulkifli dalam Kompas Talks "Electrifying Lifestyle: Peduli Lingkungan melalui Investasi Mobil Listrik,", Rabu (1/12).

Untuk itu, Zulkifli berharap penghapusan dua fasilitas perpajakan tersebut pun dapat turut diimplementasikan untuk mobil listrik.

Baca Juga: PLN: Standardisasi akan mempercepat transisi ekosistem kendaraan listrik

Zulkifli menyebut, transisi menuju kendaraan listrik berpotensi mendorong demand listrik yang saat ini mengalami over supply. Selain itu, dengan kian masifnya penggunaan mobil listrik diyakini dapat mendorong target mengurangi emisi karbon yang dicanangkan pemerintah dan perusahaan.

Sementara itu, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan, negara manapun masih menyediakan subsidi untuk mobil listrik yang dijual.

Sebagai contoh, di Tiongkok merujuk informasi yang diperileh Gaikindo, subsidinya mencapai US$ 15.000 per unit.  "Kalau kita singgung tadi harga mobil listrik paling murah Rp 600 juta dan daya beli masyarakat masih di kisaran Rp 250 jutaan," kata Kukuh.

Menurut Kukuh, masih ada gap yang cukup besar. Hal ini pun dinilai membuat upaya mengakselerasi penggunaan mobil listrik cukup berat.

Baca Juga: Soal rencana akuisisi StreetScooter, Menteri Investasi: Tidak akan rugikan negara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×