Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut bahwa PT Pertamina (Persero) ikut dalam lelang tahap III pada tahun ini dengan skema joint study. Sebelumnya, Pertamina tidak pernah ikut dalam lelang yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar menyebut Pertamina ikut lelang penawaran langsung untuk WK Maratua. Keikutsertaan Pertamina dalam lelang kali ini lantaran perusahaan plat merah tersebut sudah melakukan joint study di Blok Maratua sejak tahun lalu.
Di sisi lain, Arcandra menilai Pertamina perlu meningkatkan reserve replacement ratio (RRR) atau penggantian cadangan migas yang telah diproduksi sehingga mengikuti lelang kali ini. "Mereka punya hitungan sendiri untuk perkuat RRR mereka lewat kegiatan ekplorasi,"ungkap Arcandra pada Senin (5/11).
Keikutsertaan Pertamina dalam lelang WK migas pun disambut gembira oleh Direktur Jenderal Migas Djoko Siswanto. Djoko menyebut setelah sekian lama, Pertamina akhirnya ikut dalam lelang WK migas. "Yang joint study ada Pertamina, alhamdullilah. Kayanya sudah lama Pertamina tidak ambil WK migas,"ujar Djoko.
Pertamina pun berpeluang besar mendapatkan hak partisipasi di Blok Maratua karena Pertamina tidak perlu bersaing dengan perusahaan migas lain di blok tersebut. "Untuk WK Maratua, usulan penawaran langsung yang disampaikan oleh Pertamina. Sesuai Permen ESDM no 35 2008, WK ini khusus partisipasi Pertamina dan tidak dibuka yang lainnya,"jelas Arcandra.
Namun Arcandra menyebut Pertamina harus tetap memberikan penawaran kepada pemerintah dalam melakukan ekplorasi di Blok Maratua yang berada di wilayah Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur tersebut. Pemerintah menetapkan penawaran Pertamina untuk komitmen kerja pasti minimal melakukan G&G dan survei seismik 3D 500 km2 dan bonus tanda tangan minimal US$ 2 juta.
Ekplorasi Pertamina Terhambat Bisnis Hilir Migas
Sementara itu, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan sejauh ini Pertamina memang terkendala dalam melakukan upaya ekplorasi hulu migas. Salah satu sebabnya adalah unit bisnis Pertamina yang terlalu banyak .
Sehingga investasi dan biaya yang dikeluarkan Pertamina lebih banyak dialokasikan kepada unit bisnis yang minim resiko seperti unit bisnis LPG, BBM, pelumas, eneri baru dan terbarukan. Sedangkan bisnis hulu migas merupakan bisnis yang beresiko tinggi.
"Seringkali pilihan investasi kemudian pada unit-unit yang dinilai resikonya relatif kecil. sementara untuk kegiatan ekplorasi rata-rata reiskonya relatif lebih tinggi,"ungkap Komaidi ke KONTAN pada Selasa (6/11).
Dengan keikutsertaan Pertamina dalam lelang kali ini, Komaidi pun menilai ada kebijakan yang berbeda dari jajaran direksi Pertamina terkait ekplorasi hulu migas. Pasalnya jika ditelisik dari kondisi keuangan Pertamina saat ini pun tidak dalam kondisi yang lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya.
"Keuangan dalam kondisi sama tetapi kebiajkan board of director (BOD) berbeda juga bisa dilakukan hal tersebut. Kondisinya bisa keuangan belum membaik tetapi prioritasnya yang berubah,"pungkas Komaidi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News