Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk atau Antam (ANTM) Nicolas D. Kanter optimis tata kelola nikel akan lebih baik dengan adanya Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (Simbara) untuk komoditas nikel.
"Dengan adanya sistem integrasi ini maka semua data-datanya berupa digital sehingga akan transparan dan diharapkan ke depannya (tata kelola nikel) akan jauh lebih baik lagi," ujarnya saat ditemui di Kementerian Keuangan, Senin (22/7).
Nico menuturkan bahwa Simbara akan mempermudah pemantauan tata kelola dan niaga nikel dari mulai tahap produksi hingga ekspor. Integrasi data ini juga akan mengurangi adanya intervensi dari pihak luar sehingga akan mencegah kebocoran-kebocoran dari luar.
"Dengan adanya Simbara ini persyaratan akan dibuat sederhana dan transparan. Semua yang digitalisasi akan menjadi terintegrasi sehingga akan meminimalisasi kebocoran-kebocoran di sektor nikel," ungkapnya.
Baca Juga: Pemerintah Ungkap Simbara Tingkatkan Tata Kelola Sektor Mineral dan Batubara
Sebelumnya, pemerintah resmi memperluas penggunaan Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (Simbara) untuk dua komoditas, yaitu nikel dan timah. Pada 2023, Simbara telah diluncurkan untuk memantau proses hulu dan hilir komoditas batubara saja. Kini, Simbara diperluas untuk komoditas nikel dan timah. Pemerintah pun berencana akan memperluas Simbara lagi untuk komoditas tembaga, emas, dan bauksit.
Catatan Kontan, sepanjang enam bulan 2024, volume produksi bijih nikel konsolidasian ANTM mencapai 4,19 juta wet metric ton (wmt). Menurun sebanyak 39,53% dimana pada semester I-2023 volume produksi bijih nikel ANTM tercatat mencapai 6,93 juta wmt.
Meski secara YoY menurun, tapi produksi secara QoQ menunjukkan kenaikan. Pada kuartal II-2024 produksi bijih nikel konsolidasian ANTM mencapai 2,74 juta wmt, naik sekitar 90% dari produksi 1,44 juta wmt pada kuartal I-2024.
Secara penjualan, volume konsolidasian penjualan bijih nikel ANTM sebesar 3,36 juta wmt pada semester I-2024. Anjlok sebanyak 46,32% dibandingkan penjualan bijih nikel ANTM pada semester I-2023 yang kala itu mencapai 6,26 juta wmt.
Pada kuartal II-2024, penjualan bijih nikel konsolidasian ANTM mencapai 2,35 juta wmt. Tumbuh sekitar 135% dibandingkan penjualan bijih nikel pada kuartal I-2024 sebesar 1 juta wmt.
"Terkait proyek kerja sama pengembangan ekosistem EV battery di Indonesia, Antam berkomitmen bersama mitra strategis untuk mengakselerasi pencapaian milestone sesuai target di tahun 2024," kata Corporate Secretary Division Head Antam Syarif Faisal Alkadrie.
Baca Juga: Simbara Diperluas ke Komoditas Nikel dan Timah, Begini Harapan Pengusaha
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News