kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dirut Pertamina: Petral seperti benalu


Jumat, 05 Desember 2014 / 11:41 WIB
Dirut Pertamina: Petral seperti benalu
ILUSTRASI. Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov DKI Jakarta bekerja pada hari pertama kerja di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta, Rabu (26/4/2023). ANTARA FOTO/Fauzan/foc.


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menilai Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) sudah melenceng dari fungsi awal saat dibentuk dulu. 

"(Menyimpang) menjadi seperti apa ya.. (Menjadi) benalu mungkin itu (bagi Pertamina)," ujar Dwi saat berkunjung ke Kompas, Jakarta, Kamis (4/12). Menurut dia, pada awalnya Petral dibentuk untuk mengembangkan trading Pertamina. 

Namun, lanjut Dwi, sekarang Petral malah menjadi pusat segala proses pembelian minyak oleh Pertamina yang berpotensi merugikan Pertamina. Oleh karena itu, kata dia, Pertamina akan mengevaluasi fungsi Petral tersebut. 

Bahkan, Dwi menyatakan akan menggeser fungsi pengadaan bahan bakar minyak (BBM) impor langsung ke tangan Pertamina. "Ke depan kami akan geser pengadaan (BBM), mengembalikannya lagi ke Pertamina. Posisi Petral akan kami evaluasi," kata dia. 

Wacana pembubaran Petral yang berbasis di Singapura ini menimbulkan pro dan kontra di pelaku usaha minyak dan gas bumi (migas). Tim Transisi Joko Widodo–Jusuf Kalla pada Oktober 2014 membuka wacana tersebut lantaran Petral diduga telah menjadi sarang mafia minyak dan gas.

Namun, dugaan bahwa Petral menjadi sarang mafia migas pernah tegas dibantah Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina pada saat itu, Muhamad Husen. Dia beralasan, selama ini Petral sudah beberapa kali diaudit Badan Pengawas Keuangan (BPK) tetapi tak ada temuan praktik mafia migas di sana. (Yoga Sukmana)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×