Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
Nah, untuk merealisasikan ekspansinya tersebut, DIVA menganggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 100 miliar. Sumber capex berasal dari hasil penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO).
Kala menggelar IPO, DIVA memperoleh dana segar sebesar Rp 600 miliar, "Dana ini sangat mencukup untuk pengembangan ekspansi perusahaan untuk tiga tahun ke depan," tegas Stanley.
Selain untuk penambahan kemitraan dengan UMKM, dana capex akan digunakan untuk menambah server, sistem keamanan, pengembangan aplikasi dan pengembangan infrastruktur distribusi serta menyediakan perangkat keras teknologi untuk menampung peningkatan trafik transaksi.
Baca Juga: Distribusi Voucher Nusantara (DIVA) enggan beberkan rencana bisnis anak usaha baru
“Super-platform instant messaging dibutuhkan karena UMKM tambah banyak. Mereka akan banyak transaksi jadi kami meningkatkan server,” tambah dia.
Nantinya berbagai sistem tersebut akan memudahkan dan menambah layanan mitra UMKM DIVA. Salah stu sistem yang diberikan kata Stanley adalah DIVA Intelligent Instant Messaging dan DIVA Smart Outlet.
Asal tahu saja, DIVA Smart Outlet merupakan sebuah platform penjualan dalam bentuk PoS (Point of Sales) yang terintegrasi dengan sistem pembayaran dari perbankan dan/atau gerbang pembayaran (payment gateway) yang memfasilitasi UMKM untuk melakukan penjualan berbagai barang dan jasa, baik digital maupun non-digital.