kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ditolak daerah, daging Bulog menumpuk


Selasa, 17 Oktober 2017 / 07:10 WIB
Ditolak daerah, daging Bulog menumpuk


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan daging kerbau beku milik Perum Bulog tak secepat yang ditargetkan. Sebab sampai saat ini masih ada sekitar 17.600 ton daging beku di gudang Bulog yang belum terjual. Kendalanya adalah ada sejumlah daerah yang tidak mau menjual daging impor India tersebut.

Awalnya Bulog menargetkan daging ini habis terjual pada Desember 2017. Namun bila masih tersisa, maka penjualan akan dilanjutkan sampai Januari 2018. Sejauh ini, rata-rata penjualan Bulog mencapai sekitar 8.000 ton per bulan. Daging beku ini merupakan sisa dari impor sebanyak 51.000 ton sebelum lebaran lalu.

Untuk memperlancar penjualan, Bulog telah menjalin kerjasama dengan sejumlah asosiasi pedagang di wilayah Jabodetabek dan di luar Pulau Jawa, dimana stok dagingnya masih kurang.

Direktur Komersial Perum Bulog Febriyanto mengatakan, pihaknya terus meningkatkan penjualan daging kerbau yang diimpor dari India. Untuk mengatasi adanya kendala dalam menjual daging ini karena ada daerah yang menolak, Bulog bakal meningkatkan sosialisasi.

"Ada berbagai alasan kenapa mereka menolak, salah satunya untuk melindungi peternak lokal," ujarnya kepada KONTAN, Senin (16/10).

Selain meningkatkan sosialisasi dan intensifikasi penjualan, perusahaan pelat merah ini juga akan meningkatkan kerjasama dengan distributor penjualan daging di sejumlah pasar. Hal ini dilakukan untuk mendorong peningkatkan penjualan dari toko ritel, walau selama ini juga sudah memasarkan produk Bulog.

Meski sudah menargetkan akan menjual seluruh daging kerbau pada Januari 2018, Febriyanto tidak mengungkap kapan Bulog akan melakukan impor daging kerbau kembali. "Kami siap saja mengimpor daging kapanpun, tergantung penugasan pemerintah," ujarnya diplomatis.

Ahmad Hadi, Ketua Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) mengatakan, sampai sejauh ini tidak ada kesulitan menjual daging Bulog. Hal itu disebabkan harga daging yang relatif lebih murah dibandingkan harga daging sapi bekuĀ ex impor. "Terutama saat awal dipasarkan, harganya sangat terjangkau, membantu konsumen sebagai alternatif pilihan daging yang bisa dibeli masyarakat," ujarnya.

Kendati lancar, namun ADDI mengaku baru bisa menjual sekitar 3.000 ton daging kerbau Bulog setiap bulannya. Jumlah tersebut masih tergolong minim bila dibandingkan rata-rata penjualan Bulog 8.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×