Reporter: Gloria Haraito |
JAKARTA. Pendiri PT Martina Berto, Martha Tilaar mengatakan, pihaknya menerapkan strategi glocalization sejak tahun 1990-an. Sayang, meski sudah menerbangkan produk hingga ke negeri manca, produk Martha Tilaar masih mengalami penolakan di negeri sendiri.
Seperti saat ini, Trans Studio Makassar masih menolak Martina Berto untuk membuka gerai Martha Tilaar di sana.
"Alasannya tidak level, bayangkan. Saya akan menyurati Pak Chairul dan Pak Kalla tentang hal ini," ujar Martha kepada KONTAN. Ia menyayangkan, pengusaha lokal yang selalu berujar pro produk lokal ternyata menerapkan kebijakan berbeda di malnya. Ia berharap, ucapan kedua pengusaha tersebut sesuai dengan tindakannya.
Menggali kearifan lokal menjadi jurus jitu Grup Martha Tilaar atau PT Martina Berto mengarungi bisnis kosmetik. Citarasa lokal ini kerap tertuang dalam tren warna Martha Tilaar misal; Senja di Sriwedari, Pusako Minang, dan yang terbaru Senandung Rimba Sumatera. Lewat strategi pemasaran glocalization, racikan alami dan ilmiah ini kemudian diboyong ke pasar global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News