Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Nina Dwiantika
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nama-nama perusahaan besar produsen merek berat premium sedang tersandung masalah dugaan beras oplosan. Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan bahwa terdapat 212 merek beras yang diduga melakukan pengoplosan beras curah menjadi premium, salah satunya adalah PT Food Station Tjipinang Jaya.
Menanggapi tundingan tersebut, Food Station Tjipinang Jaya, produsen dan supplier Alfamidi Setra Pulen telah menjamin dan memastikan proses produksi dan kualitas beras sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan pemerintah, serta dapat dipertanggungjawabkan.
“Pada setiap batch produksi dan sebelum pengiriman, beras tersebut selalu diperiksa kualitasnya oleh tim Quality Control (QC) Food Station,” kata Public Relation Alfamidi, Ari Supriyanti Rikin, dalam informasi yang diterima KONTAN, Rabu (16/7).
Di bawah bendera, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) memastikan produk beras yang dijual berkualitas dan memenuhi standar mutu. Produsen dan supplier pemasok beras premium tersebut juga menjamin dan memastikan telah memenuhi standar mutu, dan aspek keamanan pangan konsumen.
Sejauh ini, MIDI dengan merek ritel Alfamidi ini telah mensyaratkan perizinan dan hasil uji lab produk dipenuhi oleh produsen beras untuk memastikan standar mutu beras. Alfamidi mengklaim perusahaan selektif dan memilih produsen yang mengutamakan kualitas produk.
Baca Juga: Beras Oplosan Bikin Heboh, Empat Produsen Beras Diperiksa Bareskrim Polri
Informasi saja, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menyebut sebagian merek beras yang melakukan pengoplosan beras curah menjadi premium telah mengubah harga dan kualitas.
Selain Food Station Tjipinang Jay, ada empat perusahaan produsen beras diduga melakukan pelanggaran mutu dan takaran beras. Di antaranya, Wilmar Group, PT Belitang Panen Raya, dan PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group).
Amran menjelaskan, pihaknya melakukan pengambilan sampel pada 136 merek beras premium yang dilakukan pada 13 laboratorium termasuk Sucofindo. Hasilnya, 85,56% tidak sesuai mutu beras, 59,78% tak sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) dan 78,14% tak sesuai berat kemasan.
Sebelumnya, Amran menyebut, pihaknya telah melakukan investigasi gabungan bersama Satgas Pangan dan menemukan adanya dugaan pengoplosan beras yang mencakup 212 merek. Menurutnya, modus yang digunakan tidak hanya merugikan konsumen dari sisi kualitas, tetapi juga menimbulkan potensi kerugian masyarakat hingga Rp 99 triliun.
Baca Juga: Mentan Amran: Sebagian Merek Beras Oplosan Sudah Mengganti Harga dan Kualitas
Selanjutnya: Aturan Penyesuaian Tarif Asuransi Kendaraan Listrik Disusun, Ini Kata Zurich
Menarik Dibaca: 5 Aroma Parfum yang Cocok Dipakai Siang Hari, Segarnya Bikin Semangat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News