Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Upaya efisiensi dan peningkatan produktivitas mendorong kinerja laba perusahaan jasa pertambangan batubara PT Delta Dunia Makmur (DOID) ke arah positif, meski pendapatannya mengalami penurunan.
Hingga September 2014, DOID membukukan pendapatan neto sebesar US$ 458,97 juta. Angka ini merupakan penurunan 15 % dari pendapatan neto perusahaan pada periode yang sama tahun 2013 lalu sebesar US$ 540,57 juta.
Beban pokok pendapatan perusahaan juga mengalami penurunan 18,75% dari US$ 452,43 juta pada periode sembilan bulan pertama tahun 2013 menjadi sebesar US$ 367,56 juta selama sembilan bulan pertaa tahun 2014.
Meski demikian,hingga September 2014 ini, perusahaan membukukan laba bersih sebesar US$ 16,72 juta. Angka ini merupakan peningkatan luar biasa mengingat pada periode yang sama tahun lalu, emiten berkode DOID ini masih membukukan rugi bersih yang cukup besar hingga US$ 13,33 juta.
Direktur DOID Errinto Pardede mengatakan positifnya kinerja laba perusahaan terjadi karena kinerja anak usaha PT Bikut Makmur Utama (BUMA) yang secara konsisten fokus pada efisiensi biaya dan peningakatan produktivitas.
"Intinya selama 2 tahun terakhir kami menghemat mengingat industrinya lagi sulit .Strateginya jaga cash flow .Kurangi biaya-biaya dan menurunkan cost structure," jalas Errino Pardede kepada KONTAN, Kamis (30/10).
DOID juga berhasil menurunkan hutang dengan melakukan pembayaran pokok hutang sebesar US$ 149 juta di tahun 2014. Dengan posisi kas sebesar US$ 155 juta, net debt tercatat turun menjadi 585 juta pada akhir September 2014.
Secara operasional, perusahaan mencatat produksi pengupasan tanah atau overburden removal hingga September 2014 sebesar 210 juta bcm . Angka ini merupakan penurunan 7% dari produksi overburden pada sembilan bulan pertama tahun 2013 . Tahun 2014 ini perusahaan menargetkan produksi over burden removal sebanyak 280 juta bcm.
Sementara itu produksi batubara atau coal getting perusahaan pada sembilan bulan pertama tahun 2014 ini sebanyak 23 juta ton.Angka ini merupakan penurunan 5% dari coal getting pada periode yang sama tahun lalu. Tahun 2014 ini DOID menargetkan produksi batubara sebanyak 30-32 juta ton.
"Penurunan produksi overburden dan coal getting ini memasng sesuai dengan target. Hal ini karena ada beberapa kontrak yang selesai di 2013. Meski demikian, beberapa klien yang ada meningkatkan volume mereka," jelas dia.
Hingga kini, DOID masih melakukan pekerjaan pembangunan infrastruktur untuk PT Multi Tambangjaya Utama (MTU) . Dalam waktu 2 bulan lagu atau sekitar awal tahun depan, pekerjaan overburden removal sudah bisa dimulai.
Asal tahu saja, pada 20 Juni 2014 lalu DOID mendapatkan kontrak jasa pertambangan dari PT Multi Tambangjaya Utama (MTU) melalui anak usahanya PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA). Multi Tambangjaya Utama tak lain adalah anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) dengan kepemilikan 85%.
MTU adalah perusahaan pemegang kontrak Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) di Kalimantan Tengah. MTU memiliki konsesi di lahan seluas 24.970 hektare (ha). Adapun produksi batubara di lahan ini terdiri dari batubara dengan kandungan kalori rendah atau sering disebut batubara ketel uap atau termal.
Ada juga jenis batubara menengah atawa sering disebut coking coal yang biasa dipakai untuk memproduksi kokas sebagai reduktor dalam produksi besi dan baja. Kontrak ini untuk pekerjaan persiapan infrastruktur area pertambangan, pengerukan lapisan tanah penutup dan penyewaan alat. Sayangnya, Errinto Pardede enggan mengungkap total kontrak yang sudah digenggam perusahaan hingga september 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News