Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
Seiring dengan naiknya harga komoditas batubara di tahun ini, Jayanti bilang, HAIS melihat prospek angkutan batubara yang masih stabil sampai akhir tahun ini. "Kami tetap optimistis prospek angkutan komoditas tahun ini jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu. Dan tentunya kinerja keuangan tahun 2021 ini kami optimis lebih baik dibanding tahun lalu," kata Jayanti.
Sampai dengan saat ini, HAIS belum menyampaikan laporan keuangan terbaru karena masih dalam tahap penelaahan terbatas (limited review). Namun, jika melansir prospektus Hasnur Internasional Shipping, penjualan neto sampai dengan 31 Maret 2021 senilai Rp 77,77 miliar dengan laba tahun berjalan senilai Rp 7,88 miliar.
Adapun di 2020, HAIS mencatatkan penjualan neto senilai Rp 310,34 miliar atau turun 16,91% dari realisasi pada tahun 2019 sebanyak Rp 373,52 miliar. Sedangkan laba tahun berjalannya juga ikut turun 39,2% yoy menjadi Rp 18,50 miliar dari sebelumnya Rp 30,43 miliar di 2019.
Pada September 2021, HAIS secara resmi menggelar initial public offering (IPO) dengan bidikan dana segar senilai Rp 157,57 miliar. Sebagian besar dana yang didapatkan dari aksi korporasi ini digunakan untuk belanja modal.
Masih mengintip prospektus HAIS, perincian penggunaan dana hasil IPO sebanyak 46% digunakan untuk belanja modal yakni membeli tiga set armada kapal dan tongkang dengan indikasi harga Rp 150 miliar. Nantinya, kekurangan dana pembelian tiga set kapal ini akan menggunakan pendanaan dari pihak ketiga yang akan diusahakan setelah IPO.
Kemudian 23% dana IPO akan disalurkan melalui skema pinjaman kepada entitas anak PT HRT untuk pembelian peralatan pengembangan Pelabuhan Tanjung Silopo. Sisa 31% dana IPO, digunakan HAIS sebagai belanja modal untuk mendukung kegiatan operasional secara umum seperti pembelian bahan bakar (BBM), biaya sewa kapal, serta beban-beban lainnya.
Selanjutnya: Begini upaya Hasnur Internasional (HAIS) membidik kenaikan laba 30%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News