Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peningkatan bauran energi baru terbarukan (EBT) cukup penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Sebagai BUMN energi, PT Pertamina (Persero) turut berkomitmen mengembangkan EBT melalui pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di 63 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Pertamina bekerja sama dengan PT LEN Industri dalam membangun PLTS Atap di 63 SPBU. Proyek PLTS Atap ini dilakukan Pertamina melalui dua anak usahanya, yaitu PT Pertamina Power Indonesia (PPI) sebagai Subholding Power & New Renewable Energy serta PT Pertamina Retail yang merupakan bagian dari Subholding Commercial & Trading.
Apabil dirinci, dari 63 titik SPBU Corporate Owner Corporate Operate (COCO) Pertamina yang dipasang PLTS Atap, sebanyak 37 titik SPBU di antaranya berada di wilayah DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Kemudian, PLTS Atap juga hadir di 11 titik SPBU Pertamina di Jawa Tengah dan 15 titik SPBU di Jawa Timur.
Total kapasitas PLTS Atap di SPBU Pertamina mencapai 385 kilowatt peak (kWp). PLTS Atap ini memanfaatkan 1.100 sistem panel surya atau fotovoltaik yang ditempatkan di setiap atap SPBU Pertamina.
Baca Juga: Jelang tutup tahun, begini realisasi produksi dan penjualan komoditas tambang mineral
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan, pembangunan PLTS Atap di 63 SPBU merupakan langkah kecil Pertamina sebelum memasuki langkah yang lebih besar dalam hal pengembangan EBT.
Untuk bisa berkontribusi terhadap pengembangan EBT secara nasional, maka upaya-upaya tersebut mesti dimulai dari internal Pertamina itu sendiri. Ke depan, Pertamina juga bertekat untuk meningkatkan porsi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) PLTS Atap yang dioperasikannya.
“Pertamina memiliki sekitar 7.000 SPBU di Indonesia. Kami ingin lanjutkan pembangunan PLTS Atap ke seluruh SPBU. Komitmen Pertamina terhadap EBT dimulai dari halaman sendiri terlebih dahulu,” ungkap dia dalam Peresmian PLTS Atap di 63 SPBU Pertamina secara virtual, Jumat (18/12).
Dia menyebut, kapasitas listrik di seluruh wilayah operasi Pertamina mencapai 1,5 gigawatt (GW). Maka dari itu, penting bagi Pertamina untuk memanfaatkan EBT seperti PLTS Atap di wilayah operasionalnya sendiri.
Dengan demikian, Pertamina bisa berkontribusi terhadap penurunan emisi gas rumah kaca sekaligus penghematan biaya pengeluaran. Pasalnya, PLTS Atap kini memiliki biaya pemasangan dan pemeliharaan operasional yang relatif murah. Harga listrik yang dihasilkan PLTS ini pun sudah berangsur-angsur murah seiring meningkatnya kualitas teknologi dan jumlah pengguna.
Baca Juga: IESR terbitkan SolarHub, kanal informasi bagi penggunaan PLTS Atap
Nicke juga mengatakan, pemanfaatan EBT di internal Pertamina juga merupakan upaya untuk penguatan portofolio bisnis dari PPI. Untuk ke depan, Pertamina tak hanya memasang PLTS Atap di SPBU saja, melainkan juga fasilitas operasional lainnya. “Kami akan bangun PLTS di seluruh kilang dan juga TBBM (Terminal Bahan Bakar Minyak),” ujar dia.
Di kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menyatakan, PLTS Atap dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam peningkatan bauran EBT di Indonesia. Terlebih, salah satu sumber EBT terbesar di Indonesia yang relatif mudah untuk dikembangkan adalah energi surya.