Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Berdasarkan data Kementerian ESDM, total potensi energi surya di Indonesia mencapai kisaran 207,8 GW dari total potensi EBT secara keseluruhan sebesar 417,8 GW. Hanya saja, hingga tahun ini total utilisasi energi surya baru mencapai 150,2 MWp atau 0,07% dari total utilisasi EBT yang berada di level 10,4 GW.
Khusus PLTS Atap, data Kementerian ESDM menunjukkan bahwa per kuartal III-2020 kapasitas terpasangnya di Indonesia berada di level 30,40 MWp. Dari jumlah tersebut, 19 MWp di antaranya merupakan kapasitas terpasang PLTS Atap pelanggan PLN (on grid) dari 2.779 pelanggan yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulawesi, hingga Maluku.
Adapun 11,18 MWp sisanya merupakan kapasitas PLTS Atap yang terpasang secara off grid maupun pelanggan wilayah usaha non PLN.
Arifin menyebut, untuk mendorong penggunaan PLTS Atap pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM No. 49 Tahun 2018. Beleid ini mengatur Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap oleh Konsumen PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Baca Juga: Pemerintah mendorong partisipasi pelaku usaha untuk mendukung pengambangan EBT
“Permen tersebut memungkinkan pelanggan untuk melakukan jual-beli listrik dari PLTS Atap dengan PLN apabila ada kelebihan kapasitas,” tutur dia, Jumat (18/12).
Lebih lanjut, beberapa perusahaan energi global sudah mulai bertransformasi dari produsen energi fosil menjadi penghasil energi bersih. Langkah ini sudah sepatutnya diikuti oleh Pertamina melalui program-program pengembangan EBT berjangka panjang.
Berbekal pengalaman dan sumber daya yang kompeten, Arifin berharap Pertamina kelak dapat diperhitungkan di level internasional dalam hal pengembangan energi bersih. Ia juga meminta supaya pemasangan PLTS Atap di SPBU Pertamina terus dilanjutkan dengan langkah yang lebih cepat.
“Diharapkan PLTS Atap Pertamina dapat ditingkatkan mencapai 640 titik SPBU di tahun 2021 nanti,” imbuh dia.
Baca Juga: PLTS masih minim, 5 tahun ke depan perlu tambahan PLTS lebih dari 1.000 MW per tahun
Tak ketinggalan, Arifin mendorong supaya langkah Pertamina dalam pemanfaatan EBT di wilayah operasional dapat diikuti oleh BUMN-BUMN lainnya, termasuk oleh korporasi swasta.
Dalam berita sebelumnya, sejumlah perusahaan swasta telah memanfaatkan PLTS Atap di wilayah operasionalnya. Ambil contoh, Danone-AQUA yang memasang PLTS Atap di Pabrik Aqua Klaten berkapasitas 2.919 kWp.
Ada pula PT Coca Cola Amatil Indonesia yang telah memasang PLTS Atap di pabriknya di Cikarang, Jawa Barat dengan kapasitas 7,13 MW. Ini merupakan PLTS Atap terbesar di Asia Tenggara sekaligus nomor dua terbesar di kawasan Asia Pasifik.
Selanjutnya: PLTS masih minim, 5 tahun ke depan perlu tambahan PLTS lebih dari 1.000 MW per tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News