Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) telah menyiapkan PT Medco Power Indonesia (MPI) untuk menyongsong era transisi energi. MPI bakal menggenjot pengelolaan pembangkit dan infrastruktur ketenagalistrikan berbasis energi bersih, mulai dari pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT), hingga ekosistem kendaraan listrik.
Presiden Direktur MEDC Hilmi Panigoro mengatakan, tren elektrifikasi akan semakin berkembang. Ke depan, energi yang sampai kepada konsumen akan banyak dalam bentuk listrik, termasuk untuk kendaraan pribadi dan transportasi publik. Didirikan sejak 2004, Medco Power menjadi bagian dari transisi listrik berbasis energi bersih.
"Listrik ini adalah energi masa depan. Kita harus make sure, bauran renewable lebih besar. Walaupun itu akan berjalan secara bertahap. Kita fokuskan Medco Power ini di clean energy," kata Hilmi dalam media gathering yang digelar secara daring, Selasa (8/12).
Lebih lanjut, Direktur Utama PT Medco Power Indonesia, Eka Satria, membeberkan empat pilar bisnis MPI, yakni gas to power, geothermal, renewables dan jasa operasi dan pemeliharaan (O&M). Untuk mendorong transisi energi, MPI akan mengusung dekarbonisasi, gas sebagai transisi, elektrifikasi, penyimpanan energi (storage), digitalisasi dan desentralisasi.
Saat ini MPI mengelola dan mengoperasikan 3.796 MW baik sebagai pembangkit IPP maupun O&M. Eka optimistis peningkatan kapasitas jadi 5.000 MW dalam lima tahun ke depan bisa terwujud, seiring dengan gencarnya MPI dalam menggarap pembangkit berbasis EBT.
Eka bilang, listrik memegang peran sentral dalam pemenuhan energi. Dengan ekonomi dan industri yang semakin tumbuh pasca covid-19, permintaan listrik berbasis EBT juga akan semakin meningkat. Terlebih, potensi EBT di Indonesia sangat tinggi, dan ada target untuk memenuhi bauran EBT 23% pada tahun 2025.
Baca Juga: Medco Energi Internasional (MEDC) Membidik Blok Migas Pertamina
"Pilar ekonomi dan kehidupan adalah listrik. Kami percaya bahwa setelah covid-19 berakhir, pertumbuhan listrik akan kembali naik dan permintaan ke depan akan bersifat clean. Kami akan berfokus di portofolio energi bersih dan terbarukan," kata Eka.
MPI pun akan fokus mengembangkan enam jenis energi bersih. Yakni gas/LNG to power, panas bumi, energi surya, energi hydro dan mini hydro, energi angin, hingga masuk ke eksosistem kendaraan listrik alias Electric Vehicle (EV) Ecosystem.
Eka membeberkan, dari sisi panas bumi, MPI saat ini memiliki tiga proyek utama. Pertama, Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Sarulla dengan kapasitas 330 MW. PLTP dengan kontrak tunggal terbesar di dunia ini akan terus dikembangkan ke fase berikutnya.
Kedua, PLTP Ijen dengan kapasitas 2 x 55 MW yang saat ini masih dalam tahap pengembangan dan eksplorasi. Targetnya bisa beroperasi komersial (COD) untuk unit 1 pada tahun 2024 dan untuk unit 2 pada 2026. Proyek panas bumi yang ketiga adalah Bonjol dengan potensi kapasitas 60 MW. "Kami tetap terus mencoba mencari aset-aset baru yang bisa dikembangkan," ujar Eka.