kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Dorong Pengembangan EBT, PLN Tekankan Pentingnya Transmisi Energi


Kamis, 19 September 2024 / 16:13 WIB
Dorong Pengembangan EBT, PLN Tekankan Pentingnya Transmisi Energi
ILUSTRASI. Pekerja PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) atau SIG melakukan perawatan solar panel berkapasitas 10 kWp di Pabrik Tuban, Jawa Timur (19/9/2023). SIG dan PLN berkolaborasi mendorong penggunaan listrik berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di area operasi SIG sebagai upaya menurunkan emisi karbon. PLN siap memfasilitasi SIG untuk go green, dengan meningkatkan porsi listrik SIG dari sumber yang ramah lingkungan. (Foto Dok. SIG)


Reporter: Filemon Agung | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah memastikan pemanfaatan sumber daya energi baru terbarukan (EBT) sangat potensial dalam mendorong pertumbuhan industri berbasis energi hijau.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani mengatakan, Indonesia memiliki komitmen untuk mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 mendatang. Dalam mencapai target tersebut, Indonesia memiliki peluang dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dengan potensi mencapai 3.677 gigawatt (GW). 

"Dibutuhkan sebuah perencanaan dan komitmen jangka panjang yang harus kita mulai. Itu baru potensi dan itu akan tetap menjadi potensi apalagi (jika) kita tidak melakukan sebuah kebijakan atau regulasi yang sifatnya perlu. Kita mendorong dan memberikan insentif," kata Rosan dalam siaran pers, Kamis (19/9). 

Rosan melanjutkan, pemanfaatan energi hijau kini menjadi salah satu poin penting dalam menjaring investasi termasuk sektor industri. Sejumlah negara umumnya mensyaratkan penggunaan energi bersih sebagai sumber energi utama ketika hendak berinvestasi di suatu negara. 

Pemerintah Indonesia pun berencana mendorong pengembangan kawasan industri yang berbasis energi bersih. Untuk itu, potensi EBT yang ada di Indonesia perlu dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan energi bersih ke depannya. 

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengungkapkan, PLN berkomitmen penuh mendukung upaya penyediaan dan pemanfaatan energi bersih di Indonesia.  

"Energi listrik memegang peranan kunci dalam upaya mendorong perekonomian nasional. PLN pun siap mendukung upaya transisi energi dalam mencapai target NZE 2060 mendatang sekaligus memacu pertumbuhan ekonomi nasional," ungkap Darmawan. 

Baca Juga: RUU EBET Urung Disahkan, Picu Ketidakpastian Iklim Investasi

Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN, Yusuf Didi Setiarto mengatakan, transisi ke energi bersih membutuhkan transformasi besar, tidak hanya di sisi pembangkitan, namun juga di sisi transmisi.

"Kalau PLN tidak melakukan apa-apa, business as usual, karbon kita akan mencapai 1,5 miliar metrik ton CO2e, sehingga PLN perlu mendorong pengembangan transmisi untuk mengoptimalkan sumber-sumber energi hijau," kata Didi. 

Didi menjelaskan bahwa banyak sumber daya energi bersih yang tersebar di Indonesia. Namun, karena lokasinya jauh dari pusat permintaan listrik, pemanfaatannya masih belum maksimal. 

"Oleh karena itu, dibutuhkan infrastruktur transmisi yang bisa mengevakuasi daya tersebut kepada pusat-pusat permintaan listrik," papar Didi.

Didi menjelaskan, peningkatan infrastruktur ketenagalistrikan nasional khususnya transmisi memerlukan dukungan pemerintah. Salah satu tantangan dalam mengembangkan infrastruktur ketenagalistrikan yaitu dari sisi keekonomian transmisi, di mana Return on Investment (ROI) pengembangan transmisi lebih rendah dibandingkan pembangkitan.

“Dalam proses transisi energi, diperlukan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Sehingga, kolaborasi dengan berbagai stakeholder lokal maupun internasional perlu dijalin. Karena ini adalah proyek besar, perlu kolaborasi dari kebijakan, teknologi, inovasi hingga investasi,” pungkas Didi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×