kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.206   65,50   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   12,68   1,16%
  • LQ45 879   12,89   1,49%
  • ISSI 221   1,21   0,55%
  • IDX30 449   6,81   1,54%
  • IDXHIDIV20 541   6,16   1,15%
  • IDX80 127   1,52   1,20%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,88   1,28%

Geber Elektrifikasi dan EBT, PLN Raih Pendanaan US$ 581,5 Juta dari Bank Dunia


Kamis, 13 Juni 2024 / 15:46 WIB
Geber Elektrifikasi dan EBT, PLN Raih Pendanaan US$ 581,5 Juta dari Bank Dunia
ILUSTRASI. PT PLN (Persero) melakukan kolaborasi pendanaan dengan World Bank atau Bank Dunia, Canada Clean Energy & Forest Climate Facility dan Clean Technology Fund sebesar US$ 581,5 juta untuk mendukung peningkatan akses elektrifikasi di Indonesia.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN (Persero) melakukan kolaborasi pendanaan dengan World Bank atau Bank Dunia, Canada Clean Energy & Forest Climate Facility dan Clean Technology Fund sebesar US$ 581,5 juta untuk mendukung peningkatan akses elektrifikasi di Indonesia.

Program transisi energi serta digitalisasi PLN ditandai dengan penandatanganan skema hibah dan perjanjian pinjaman langsung dengan sovereign guarantee, bertajuk Program Indonesia Sustainable Least-cost Electrification-1 (ISLE-1). 

Program ISLE-1 merupakan program-based loan sebagai dukungan World Bank dan Partner Pembangunan terhadap peningkatan akses elektrifikasi, peningkatan kesiapan grid terhadap integrasi energi baru-terbarukan (EBT) atau renewable energy dan peningkatan kapasitas operasional teknologi informasi PLN.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menilai pentingnya kerja sama pendanaan World Bank melalui program ISLE-1 untuk pembiayaan rencana distribusi, transmisi, dan pembangkit listrik menuju elektrifikasi Indonesia 100%. Program ini juga akan membiayai korporasi untuk peningkatan bauran energi baru terbarukan, mengurangi biaya pembangkitan, dan memperkuat kapasitas keuangan dan operasional PLN.

“ISLE-1 berfokus pada dua wilayah yakni Maluku dan Nusa Tenggara, karena kedua wilayah tersebut memiliki tingkat elektrifikasi yang rendah dan rata-rata biaya pembangkit listriknya tinggi," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (13/6).

Baca Juga: PLN Pasok 170 MVA Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik

PLN mengakui bahwa transisi energi tidak bisa dijalankan sendiri. Sebagai lokomotif transisi energi, PLN terus membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencari solusi dari tantangan yang ada.

Menurut Darmawan, transisi energi tidak bisa dijalankan dalam suasana kesendirian, karena terdapat tantangan teknis, strategis, operasional, dan juga pendanaan. PLN telah memetakan seluruh tantangan tersebut sehingga setiap tantangan dapat diatasi, dapat dimitigasi, dan dapat dikelola agar bisa terus maju dan mencapai misi transisi energi.

Direktur World Bank untuk Indonesia dan Timor-Leste Carolyn Turk mengatakan, World Bank siap mendukung Pemerintah Indonesia untuk mencapai 100% elektrifikasi dan percepatan EBT.

Pendanaan ini diharapkan dapat menciptakan keseimbangan antara investasi jaringan yang dibutuhkan dengan permintaan listrik yang besar, khususnya wilayah di Kepulauan Bagian Timur.

Tak hanya elektrifikasi, Turk juga menyebut pendanaan program ISLE-1 juga diperuntukkan untuk mendukung pengembangan EBT di Indonesia. 

"Investasi pada energi terbarukan yang penting untuk menjadikan sektor ini berada pada jalur yang lebih efisien dan berkelanjutan sekaligus meningkatkan keterjangkauan dan keandalan", ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×