kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dorong pengurangan emisi karbon, PLN kembangkan sertifikat EBT


Kamis, 23 Januari 2020 / 15:41 WIB
Dorong pengurangan emisi karbon, PLN kembangkan sertifikat EBT
Penandatanganan kerjasama antara PLN dan Clean Energy Investment Accelerator (CEIA) di bidang asistensi teknis inovasi produk EBT di Jakarta, Kamis (23/1)


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya peningkatan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) sekaligus mengurangi emisi karbon terus dilakukan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Salah satunya dengan mengembangkan produk Renewable Energy Certificate (REC) atau sertifikat penggunaan EBT.

REC sendiri diperlukan oleh para pelaku usaha demi mendapat pengakuan dari dunia internasional bahwa mereka berpartisipasi dan komitmen menggunakan EBT dalam kegiatan operasionalnya.

Untuk mengembangkan REC, PLN bekerja sama dengan Clean Energy Investment Accelerator (CEIA) Indonesia. Kerja sama tersebut tertuang dalam nota kesepahaman asistensi teknis inovasi produk EBT.

Baca Juga: PLN targetkan tambahan 167 stasiun pengisian kendaraan listrik tahun 2020

Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, nantinya PLN dan CEIA Indonesia bekerja sama melakukan studi dan penelitian tentang REC yang disesuaikan dengan kondisi ketenagalistrikan di Indonesia.

Diharapkan REC akan menjadi produk layanan PLN dalam mendukung perkembangan penggunaan pembangkit EBT di Indonesia. Keberadaan REC juga diyakini akan menciptakan pangsa pasar yang lebih luas bagi EBT.

Sekadar catatan, hingga Desember tahun lalu PLN sudah mengoperasikan pembangkit listrik berbasis EBT sebesar 7,68 gigawatt (GW). Ditargetkan, tahun 2025 nanti PLN dapat mengoperasikan pembangkit EBT lebih dari 15 GW.

Adapun untuk saat ini, PLN akan fokus mengeluarkan sertifikat EBT tersebut ke perusahaan-perusahaan sektor komersial dan industri.

Baca Juga: PLN Akan Memacu Pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT)

"Dahulu pelaku usaha terpaksa memakai REC yang berbasis internasional dan harus keluar biaya mahal. Kami menginisiasi agar kebutuhan REC bisa dipasok dari dalam negeri," ungkap Darmo saat ditemui Kontan.co.id, Kamis (23/1).

Sayangnya, ia belum bisa mengungkapkan besaran biaya yang dibutuhkan bagi pengusaha untuk mendapatkan sertifikat EBT tersebut.

Di kesempatan yang sama, Direktur World Resources Institute (WRI) Indonesia Nirarta Samadhi yang mewakili CEIA Indonesia mengatakan, pihaknya akan melakukan pendampingan teknis untuk mengurus REC.

Misalnya dengan menyiapkan standar sistem pelacakan atribut energi atau renewable energy attribute tracking system. Hal tersebut meliputi sistem pencatatan, pelaporan, dan pengakuan atas kepemilikan sertifikat EBT yang sesuai standar internasional.

Baca Juga: PLN tambah kapasitas listrik di KEK Mandalika demi Moto GP

"Dengan kerja sama ini kami juga bisa mengidentifikasi penggunaan EBT di Indonesia sehingga pada akhirnya target pemerintah dalam penggunaan EBT sebanyak 23% di tahun 2025 tercapai," terangnya.

Sekadar informasi, CEIA merupakan inisiatif kemitraan publik-swasta dalam mencari inovasi guna mengatasi hambatan dalam penggunaan EBT di Indonesia.

Saat ini sudah ada 24 perusahaan multinasional yang menjadi koalisi di CEIA. Sebagian perusahaan tersebut bergerak di bidang food and beverage (F&B) dan tekstil.

Sementara itu, Head of Corporate Affair and Sustainability PT Unilever Indonesia Tbk Nurdiana Darus menyambut positif inovasi PLN dalam mengembangkan REC. Terlebih, selama ini Unilever Indonesia membeli sertifikat EBT di luar negeri.

Unilever Indonesia pun sudah berkomitmen untuk aktif menggunakan EBT dalam kegiatan operasional. Salah satu upaya sudah dilakukan Unilever Indonesia dengan memasang panel surya atap berkapasitas 200 KWp di gedung perkantoran di BSD.

"Unilever Global juga punya komitmen menggunakan EBT hingga 100% di 2030 nanti," tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×