kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

DSFI ekspor 430 ton ikan per bulan


Kamis, 13 Juni 2013 / 08:00 WIB
DSFI ekspor 430 ton ikan per bulan
ILUSTRASI. Bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite akan tetap tersedia dan dijual pada tahun depan. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Maria Elga Ratri, Fitri Nur Arifenie | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Tiupan ombak bisnis PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk sedang kencang. Emiten dengan kode saham DSFI ini kebanjiran permintaan ekspor ikan dari negara-negara baru di kawasan Eropa Timur, Afrika Selatan, dan Timur Tengah.

Selama ini, pasar ekspor Dharma Samudera didominasi oleh Jepang, Amerika Serikat dan beberapa negara di kawasan Eropa Barat. Kini, order juga datang dari Kroasia, Serbia, Bulgaria, Hungaria, Peru dan Uruguay.

Karena pasar baru tersebut, Dharma Samudera berhasil menaikkan volume penjualannya. Jika tahun lalu, volume penjualan produk Dharma Samudera 350 ton per bulan, pada tahun ini, volume penjualan tersebut naik 22,8% menjadi 430 ton per bulan. Dengan penjualan sebanyak ini, pada bulan Mei saja, Dharma Samudera meraup nilai penjualan sekitar US$ 2,6 juta. Beberapa jenis ikan yang diekspor per bulan diantaranya ikan jenis tengiri 100 ton, gurita 80 ton dan kakap merah 40 ton.

Herman Sutjiamidjaja, Direktur Dharma Samudera mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan pengiriman ikan beku jenis cumi dan gurita sebanyak 40 ton ke Afrika Selatan dan Mesir. "Akhir juni atau awal juli nanti sudah siap kirim," kata Herman.

Selain mendapatkan pelanggan baru, Herman mengaku juga mendapatkan tambahan pesanan. Ia mencontohkan, Korea Selatan biasanya hanya memesan cumi, tahun ini, perusahaannya juga mendapatkan pesanan kakap merah.

Saut P. Hutagalung, Dirjen Produksi dan Pemasaran Hasil perikanan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) memuji keberhasilan Dharma Samudera dalam melakukan diversifikasi negara tujuan ekspor tersebut. Ia bilang, saat ini pangsa pasar Indonesia di kawasan Timur Tengah dan Afrika tersebut masing relatif kecil, yakni 5,49%. Karena itu, ekspor perikanan Indonesia berpotensi naik.

Sebagai gambaran, pada tahun 2010 nilai ekspor perikanan ke Afrika US$ 58,17 juta. Tahun lalu, nilai ekspor perikanan ke Afrika mencapai US$ 95,72 juta. "Begitupun juga dengan kawasan Amerika Selatan, tahun nilai ekspor perikanan juga naik sekitar 64,95% dibandingkan 2010," papar Saut. Sedang tahun ini, nilai ekspor perikanan ditargetkan naik 27% menjadi US$ 5 miliar. Tahun 2014, target nilai ekspor perikanan sebesar US$ 6 miliar dengan produksi ikan 22,39 juta ton.

Harga turun

Sayangnya, kata Herman, walaupun order melimpah, harga ikan sedang turun. Ia bilang, harga jual ikannya mengalami penurunan antara 4% hingga 6% dibandingkan dengan tahun lalu. Karena itu, Dharma Samudera harus tetap mempertahankan volume penjualannya.

Saat ini harga jual ikan US$ 7,2 hingga US$ 7,3 per kilogram (kg). "Harga jual tahun lalu US% 7,7 per kilogram," kata Herman.

Penurunan harga jual tersebut terjadi karena kondisi pasar dunia yang masih lesu akibat krisis global. Herman mengaku tidak terlalu khawatir dengan dampak penurunan harga terhadap laba perusahaan. Soalnya, bahan bakunya murah sehingga ongkos produksi tidak terlalu besar. "Suplai bahan baku banyak sehingga harga lebih murah," kata Herman.

Tahun ini, Dharma Samudera menargetkan peningkatan nilai ekspor produk perikanan sebesar 10% dari US$ 33 juta pada 2012 menjadi US$ 36,3 juta. Setiap tahun rata-rata produksi perikanan dari Dharma Samudra mencapai 2.000 ton-3.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×