Reporter: Fitri Nur Arifenie, | Editor: Test Test
JAKARTA. Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Danareksa (Persero) dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) tengah bersaing untuk menjadi pengelola saham minoritas milik pemerintah di beberapa perusahaan.Tak heran, sebab nilai saham minoritas yang diperebutkan itu mencapai Rp 4 triliun.
"Sejauh ini yang sudah menyatakan minatnya adalah PPA dan Danareksa," ujar Mustafa seusai mengikuti sholat jumat di kantor Kementrian BUMN, Jumat (5/3).
Mustafa mengaku masih mempertimbangkan dua BUMN itu menjadi pengelola saham minoritas. Apabila, proposal tersebut menjanjikan, maka tak ada alasan bagi Kementrian untuk tidak meloloskan kedua BUMN itu menjadi pengelola saham minoritas.
Selain mempertimbangkan proposal kedua BUMN tersebut, Mustafa juga mengaku masih mengkaji pembentukan badan baru untuk mengelola aset milik pemerintah tersebut. Nantinya, Kementerian BUMN akan memilih apakah menggunakan lembaga baru atau menyerahkan kepada dua BUMN tersebut. "Kami menargetkan tahun ini bisa selesai kajiannya," kata dia.
Mustafa menyebutkan beberapa perusahaan BUMN yang masih ada kepemilikan minoritas pemerintah adalah PT Indosat Tbk (14%), PT Freeport Indonesia atau PTFI (9%) dan PT Bank Bukopin Tbk (18%).
Untuk Freeport, Mustafa menambahkan, pemerintah sedang mempertimbangkan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Aneka Tambang (Antam) dapat membeli divestasi PTFI sebesar 9,36%.
"Indonesia diminta satu wakil komisaris, wakil resmi dari pemerintah dan akan kita manfaatkan sebaik-baiknya dan ini adalah jembatan yang bagus. Soal saham adalah perkembangan freeport ada saham yg harus dilepas dalam rangka rasionalisasi. Apakah pemerintah akan mengambil saham, ini masih kajian. Lebih bagus kepada itu kita manfaatkan. Bumn terkait untuk berinvestasi," kata Mustafa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News