Reporter: Gloria Haraito, Maria Rosita | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Persaingan mal di Bekasi akan semakin ketat pada tahun-tahun yang akandatang. Pasalnya, saat ini ada dua pengembang akan mengembangkan mal di kota satelit Jakarta tersebut. Mereka merencanakan, kedua mal ini akan beroperasi tahun depan.
Salah satunya adalah mal Summarecon Bekasi, milik PT Summarecon Agung Tbk. Johanes Mardjuki, Presiden Direktur Summarecon mengatakan, perusahaannya akan mulai membangun mal Sumarecon di semester dua 2011.
Pembangunannya akan dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama 80.000 meter persegi (m2) dan berikutnya, 70.000 m2. "Mal ini memiliki konsep gaya hidup," ujar Madjuki kepada KONTAN, pekan silam.
Untuk proyek ini, Summarecon telah menganggarkan investasi Rp 500 miliar. Mardjuki memandang, bisnis mal di Bekasi prospektif seiring dengan perkembangan daya beli masyarakat yang tinggi. Akses jalan layang yang tengah dibangun dan mempermudah akses ke mal tersebut juga diyakini akan mendukung perkembangan jumlah pengunjung mal.
Hunian dan sewa naik
PT Aneka Sumber Daya Energi justru telah menancapkan tiang pancang pertama pekan silam untuk membangun mal Bekasi Junction. Dalam proyek ini, PT Aneka bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bekasi.
Berbeda dengan mal Summarecon Bekasi, konsep mal Bekasi Junction merupakan campuran antara konsep pasar modern dan tradisional. Sesungguhnya, mal ini merpakan realisasi program revitalisasi pasar tradisional Pasar Proyek Bekasi, yang berada di samping proyek tersebut.
Bekasi Junction menyiapkan 700 gerai di lantai 1 khusus untuk para pedagang tradisional. "Kini 500 gerai sudah diserap oleh pedagang Pasar Proyek Bekasi," kata Tuti Sariningsih, Asisten Pemasaran Aneka Sumber.
Bekasi Junction dibangun di lahan seluas 1,8 hektare (ha) dengan investasi sekitar Rp 200 miliar-Rp 300 miliar. Mal setinggi tiga lantai ini menawarkan 1.050 gerai. Beberapa penyewa Bekasi Junction yang sudah meneken kontrak antara lain Kentucky Fried Chicken (KFC), Ricebowl, dan 21 Cineplex. Tuti mengatakan, biaya sewa satu gerai di mal ini dibanderol Rp 70 juta sampai Rp 300 juta per tahun.
Prospek bisnis mal memang masih cerah. Tommy Bastami, Wakil Presiden Senior Riset dan Konsultansi Coldwell Banker Properti mengatakan, sepanjang kuartal I-2011 silam pasokan mal di Jakarta tumbuh 50% menjadi 28.300 m2. Sementara pasokan mal di Depok, Tangerang dan Bekasi mencapai 120.000 m2. "Pasokan ini berasal dari Living World Tangerang dan Cikarang City Walk Bekasi," kata Tommy.
Menurut Tommy, bukan hanya pasokannya; tingkat huniannya juga tumbuh 0,7% menjadi 88,9%. Riset Bank Indonesia juga mencatat, harga sewa bulanan ruang ritel di Jabodetabek di kuartal I-2011 tumbuh 2,33% menjadi Rp 505.013 per m2.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News