kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dua proyek pesawat masuk proyek strategis nasional


Kamis, 13 Juli 2017 / 20:57 WIB
Dua proyek pesawat masuk proyek strategis nasional


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pemerintah menambahkan program pengembangan industri pesawat ke dalam proyek strategis nasional. Perusahaan aviasi pelat merah PT Dirgantara Indonesia bakal memproduksi pesawat jenis N-245, sedangkan perusahaan PT Regio Aviasi Industri (RAI) bakal menggarap produksi pesawat jenis R80. Keduanya membutuhkan dana sekitar Rp 20 triliun untuk pengembangan pesawat.

PT Dirgantara Indonesia (Persero) akan mencoba mengembangkan pesawat N-245. Tetapi masalah dana masih menghampiri. Irzal Rinaldi, Kepala Divisi Pemasaran PT Dirgantara Indonesia mengatakan, saat ini pihaknya sudah menyelesaikan analisis engineering untuk N-245. “Tetapi bila untuk analisis detail sampai pembuatan protipe butuh dana sampai US$ 150 juta,” kata Irzal saat dihubungi KONTAN, Kamis (13/7).

Menurutnya pihaknya sedang berkoordinasi dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk pendanaan sekaligus pemilik proyek ini. Selanjutnya bila terealisasi maka PT DI akan segera menjadi pelaksana program.

“Kami targetkan nanti Garuda bisa membeli pesawat jarak menengah ini. Sebab pesawat ini cocok untuk penerbangan di daerah Kalimantan maupun Sulawesi,” tutur Irzal.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, sejatinya keduanya tidak ada jaminan pendanaan dari pemerintah.

“Khusus yang program pengembangan pesawat ini, kalau macet di tengah jalan, pemerintah tidak ambil alih. Pendanaannya semua dari swasta yang punya RAI,” kata Putu, Kamis (13/7)

Menurutnya, pengembangan alat transportasi Dirgantara memiliki risiko sangat tinggi. Pertama, investasinya padat modal, dan rentan dengan perubahan kurs. “Keberpihakan pemerintah dirasa perlu, itu mengapa akhirnya pengembangan dua pesawat itu masuk Proyek Strategis Nasional,” pungkas Putu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×