kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   -5.000   -0,33%
  • USD/IDR 15.850   25,00   0,16%
  • IDX 7.114   -85,89   -1,19%
  • KOMPAS100 1.086   -16,05   -1,46%
  • LQ45 857   -16,69   -1,91%
  • ISSI 217   -2,23   -1,02%
  • IDX30 439   -9,02   -2,02%
  • IDXHIDIV20 526   -12,72   -2,36%
  • IDX80 124   -1,94   -1,54%
  • IDXV30 127   -5,04   -3,83%
  • IDXQ30 145   -3,06   -2,06%

Duh, para peternak prediksi harga telur bisa meroket jadi Rp 40.000


Kamis, 11 Oktober 2018 / 06:14 WIB
Duh, para peternak prediksi harga telur bisa meroket jadi Rp 40.000
ILUSTRASI. Penjualan telur ayam


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Forum Peternak Layer Nasional (PLN) memprediksi, harga telur ayam bisa melonjak menjadi Rp 40.000 pada akhir Desember. Penyebabnya, ada afkir dini oleh peternak layer sejak September lalu. Forum PLN menghitung, beban pakan yang tinggi membuat bisnis petelur tidak menguntungkan.

Presiden Forum Peternak Layer Nasional (PLN) Ki Musbar Mesdi menyampaikan, pihaknya telah menginstruksikan afkir dini sejak awal September sebanyak 15% produksi kepada 68.000 anggota peternaknya yang memiliki total 220 juta ekor petelur.

"Saya sudah perintahkan sejak awal September, karena harga sudah jatuh sekali Rp 15.000 - Rp 16.000 per kilogram di tingkat farm. Kalau jual di masyarakat Rp 23.000 - Rp 24.000 sekilo," kata Musbar, Rabu (10/10).

Apalagi dalam perhitungan Musbar, biaya pokok produksi telur sebenarnya mencapai Rp 21.000 per kilogram, sehingga harga di tingkat peternak menyebabkan rugi berlipat.

Kondisi ini menurut Musbar disebabkan oleh naiknya harga pakan yang disebabkan minimnya stok jagung yang jadi komponen utama pakan ternak. Sejatinya jagung bisa diganti dengan gandum, namun akan menyebabkan warna telur menjadi lebih pucat dan umumnya tidak direspon baik oleh masyarakat.

Adapun harga pakan menurut Musbar telah mencapai Rp 5.700 - Rp 6.200 per kilogram padahal biasanya Rp 4.700 per kilo. Sedangkan harga jagung sudah merangkak jadi Rp 5.300 per kilo sehingga peternak kecil tidak sanggup membelinya.

Maka putusan afkir dikeluarkan untuk menekan beban biaya peternak telur yang harus membayar beban operasional membiakkan ayam petelur, padahal harga telur di pasar tidak bersaing. "Sampai akhir Oktober kita bisa kehilangan suplai telur 20%," lanjutnya.

Sebenarnya pemerintah sudah memberikan ambang batas harga baru melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 96 Tahun 2018 tentang harga baru acuan telur ayam dan daging ayam. Regulasi baru yang berlaku 1 Oktober 2018 tersebut menetapkan harga acuan pembelian daging dan telur ayam ras di tingkat peternak antara Rp 18 - 20 ribu per kilogram.

Kemudian, harga acuan penjualan di tingkat konsumen untuk telur sebesar Rp 23 ribu per kilogram dan daging ayam sebesar Rp 34 ribu per kilogram.

Namun kenyataannya di lapangan, harga cenderung mengikuti mekanisme pasar dan tidak bersahabat bagi pihak peternak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×