kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Duh, pelaku IKM agro terancam gulung tikar karena kesulitan pasokan gula


Jumat, 31 Januari 2020 / 13:16 WIB
Duh, pelaku IKM agro terancam gulung tikar karena kesulitan pasokan gula
ILUSTRASI. Tumpukan karung berisi gula rafinasi di gudang pendistribusian gula PT. Makassar Tene, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (28/6). Pasokan gula rafinasi dikeluhkan pelaku industri kecil dan menengah (IKM). KONTAN/Fransiskus Simbolon/28/06/2012


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasokan gula rafinasi dikeluhkan pelaku industri kecil dan menengah (IKM). Bahkan, kekurangan bahan baku ini membuat ribuan IKM berhenti produksi hingga gulung tikar.

Ketua Asosiasi IKM Agro (Aikma) Suyono menyebut pasokan gula rafinasi ke IKM sudah berhenti sejak pertengahan Desember 2019 lalu. Padahal, ada setidaknya 250 ribu IKM yang memggantungkan produksinya dari ketersediaan gula rafinasi.

Baca Juga: Termasuk Lion Air, ini daftar maskapai yang membatalkan penerbangan dari dan ke China

"Sejak pertengahan Desember sudah tidak ada lagi pasokan gula rafinasi ke IKM melalui koperasi yang resmi. Totaln kebutuhannya sekitar 20 ribu ton per bulan untuk 7 koperasi," kata dia, Jumat (31/1). 

Akibat seretnya stok gula rafinasi, ia menyebut pelaku bisnis IKM terpaksa menghentikan produksinya untuk sementara waktu.  Bahkan secara perlahan saat ini IKM-IKM tersebut mulai menutup usahanya lantaran belum juga ada kepastian pasokan gula rafinasi. "Ini sudah 90% IKM tutup. IKM yang berbasis gula rafinasi sudah berhenti produksi," lanjut Suyono.

Dia mencontohkan sejumlah IKM yang terpaksa berhenti produksi antara lain IKM dodol Garut, IKM kue semprong bolu di Ciamis dan Tasikmalaya, IKM kue basah di Bandung.  "Ada juga IKM bandrek, bajigur, gula merah. Lalu di Yogyakarta dan Semarang juga berhenti karena biasanya dapat 100 ton per bulan kini sudah berhenti produksi," lanjutnya.

"Kerugian sudah sangat besar, utang ke bank juga tidak bisa terbayar. Selain itu cicilan mobil untuk operasional pengiriman barang juga sudah tidak terbayar. Estimasinya sudah sampai ratusan miliar," tutur dia.

Baca Juga: Mau untung, Integra Indocabinet (WOOD) harus fokus sasar pasar ekspor

Suyono menilai tidak adanya pasokan gula rafinasi ini lantaran pemerintah tidak segera membuka keran impor gula rafinasi. Hal ini juga diperparah dengan permainan oktum tertentu yang justru membuat gula rafinasi yang seharusnya untuk kebutuhan industri, malah dijual secara bebas ke pasaran.

"Tetapi sekarang masih mengalir ke pedagang yang tidak resmi. Mereka dapat 2-3 truk per hari. Yang resmi malah tidak dikasih. Ini ada masalah distribusi yang tidak benar, karena justru pasar gelap yang menguasai barang-barang rafinasi," ungkap dia.

"Saya koperasi yang resmi, yang ditunjuk oleh Kemenkop UKM tidak dikasih alasannya kuota impor raw sugar (bahan baku gula rafinasi) sudah tidak masuk dari Januari sampai Juni," keluhnya.

Baca Juga: Lancartama Sejati akan melepas 200 juta saham dengan harga Rp 175 per saham

Melihat kondisi yang menimpa IKM saat ini, Suyono berharap pemerintah segera mengambil langkah agar gula rafinasi ini bisa segera masuk ke IKM. Jika tidak, maka kebutuhan produk makanan dan minuman saat Ramadan dan Lebaran tahun ini tidak akan terpenuhi.

"Harapannya pemerintah cepat beri kuota impor untuk gula rafinasi segera diturunkan. Agar pabrik gula rafinasi segera produksi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×