Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berinovasi dalam menciptakan produk turunan hasil perikanan untuk mendukung program hilirisasi sekaligus meningkatkan konsumsi ikan nasional.
Upaya ini juga diiringi dengan pengenalan produk secara rutin kepada masyarakat sebagai peluang usaha serta menambah wawasan mengenai ragam pengolahan hasil perikanan.
Balai Besar Pengujian dan Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP) KKP telah berhasil mengembangkan 244 produk inovatif yang mudah diolah di rumah dan berpotensi menjadi peluang usaha.
Baca Juga: Ekspor Produk Sawit Indonesia Didominasi Produk Hilir, CPO Hanya 10%
Dari jumlah tersebut, 143 produk sudah diadopsi dan dikembangkan oleh pelaku usaha, dengan produk yang paling banyak dikembangkan adalah abon lembaran dan bakso ikan.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Tornanda Syaifullah, menjelaskan, peluang usaha hilirisasi sangat besar.
"Kami juga ingin membangun kebiasaan konsumsi ikan melalui produk olahan yang inovatif, mudah diolah, dan menarik. Selain itu, kami berupaya menghilangkan persepsi negatif terhadap ikan, seperti bau amis, alergi, atau takut duri,” ujarnya dalam keterangannya, Senin (11/8/2025).
Untuk mendukung sosialisasi, BBP3KP memaksimalkan Mobil Alih Teknologi dan Informasi (ATI) dalam memperkenalkan ratusan produk berbahan baku ikan dan rumput laut hasil hilirisasi ke berbagai daerah. Sasaran edukasi meliputi ibu rumah tangga, anggota PKK, dan pelajar.
Baca Juga: KKP Temukan Dugaan Pelanggaran Pemanfaatan Air Laut di Tarakan
Produk-produk hasil hilirisasi tersebut meliputi abon ikan lembaran, mie kristal berbahan rumput laut, cookies ikan, serta produk biofarmakologi yang memanfaatkan hasil samping perikanan, seperti albumin dan kolagen yang diekstrak dari kulit dan tulang ikan.
Kepala BBP3KP, Rahmadi Sunoko, menambahkan bahwa program Mobil ATI melakukan pendekatan langsung kepada masyarakat untuk mengenalkan produk hilirisasi dan manfaat konsumsi ikan.
“Literasi gizi masih menjadi tantangan utama dalam meningkatkan konsumsi ikan. Banyak masyarakat yang enggan mengonsumsi ikan karena kurang memahami manfaatnya atau belum mengetahui cara pengolahan yang variatif dan menarik,” ujarnya.
Salah satu kegiatan terbaru program Mobil ATI berlangsung di Leuwikaret, Bogor, yang dilaksanakan bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari STKIP Arrahmaniyah untuk memperluas jangkauan edukasi.
Baca Juga: Kasus Pagar Laut di Tangerang, KKP Berikan Sanksi Denda Rp 48 Miliar
Kampanye makan ikan ini sejalan dengan arahan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, yang terus mendorong peningkatan konsumsi ikan nasional melalui program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) dan penyediaan makan bergizi gratis dengan menu ikan.
Upaya ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pemenuhan gizi masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan nelayan dan pelaku usaha perikanan di Indonesia.
Selanjutnya: Australia Akan Akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB Bulan Depan
Menarik Dibaca: 5 Makanan untuk Membakar Lemak Perut dalam 30 Hari, Ada Alpukat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News