kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Efek el nino, produksi CPO turun 6%


Kamis, 28 April 2016 / 12:49 WIB
Efek el nino, produksi CPO turun 6%


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Dampak kekeringan dan kemarau panjang atau El Nino tahun lalu mulai terasa pada komoditas tanaman kelapa sawit di awal tahun 2016 ini. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat, produksi tanaman sawit mulai turun pada bulan Maret 2016. 

Menurut data Gapki, pada Maret, produksi kelapa sawit turun sekitar 6,4% atau 2,31 juta ton dibandingkan bulan Februari 2016 yang sebesar 2,47 juta ton. "Tren penurunan produksi CPO (crude palm oil) mulai berlangsung karena pengaruh El Nino tahun lalu," ujar Fadhil Hasan, Direktur Eksekutif Gapki, Rabu (27/4).

Imbas turunnya produksi berdampak terhadap melemahnya stok minyak sawit Indonesia, termasuk biodiesel dan oleochemical. Stok minyak sawit pada Maret tercatat sebanyak 3,02 juta ton atau turun sebesar 12% dibanding dengan bulan sebelumnya yang sebesar 3,44 juta ton. 

Menurut Fadhil, perlu pengurangan ekspor untuk menjaga stabilitas stok minyak sawit di dalam negeri. Terlebih, tren penurunan produksi ini diprediksi akan terus berlanjut. Artinya, ekspor sengaja dikurangi untuk memperkuat stok minyak sawit Indonesia, terutama memenuhi kebutuhan produksi biodiesel.

Tak heran, bila kinerja ekspor minyak sawit Indonesia pada Maret turut mengalami koreksi cukup signifikan. Pada Maret 2016, ekspor CPO tercatat 1,74 juta ton. Jumlah ini susut sekitar 24% dibandingkan Februari 2016 yang 2,29 juta ton. 

Sepanjang Maret, hampir semua negara tujuan ekspor minyak sawit Indonesia membukukan penurunan kecuali India dan negera-negara Timur Tengah.

Naiknya permintaan dari negara-negara Timur Tengah karena pemerintah mulai meningkatkan promosi dagang terutama ke Turki, yang nantinya diharapkan dapat membuka pintu perdagangan ke beberapa negara di  Timur Tengah.

Harga berpotensi naik

Namun bila dibandingkan secara year-on-year (yoy), kinerja ekspor minyak sawit Indonesia selama triwulan pertama tahun 2016 masih mencatat kenaikan 9% dibandingkan periode sama tahun lalu. 

Jika pada triwulan pertama 2015 ekspor mencapai 5,6 juta ton, awal tahun ini naik menjadi 6,14 juta ton.

Gapki juga mencatat, penyerapan biodiesel pada triwulan pertama 2016 mencapai 732.000 kilo liter (kl). Khusus Maret saja, produksi biodiesel mencapai 270.000 kl dengan penyerapan mencapai 200.000 kl. 

Dengan kinerja penyerapan yang konsisten, Gapki optimistis target penyerapan biodiesel tahun ini yang mencapai 3 juta ton bisa tercapai.

John Hartmann, CEO Cargill Tropical Palm Holdings Pte Ltd mengakui, El Nino tahun lalu mulai berdampak pada produksi CPO Cargill.Kondisi ini diprediksi akan berlangsung sampai akhir tahun. Ia memperkirakan, produksi kembali normal pada 2017 karena dampak El Nino sudah berlalu. 

Sayangnya, Hartmann enggan menyebut berapa besar penurunan produksi Cargill sebagai dampak El Nino.

Agus Purnomo, Managing Director for Sustainability & Strategic Stakeholders Engagement di Golden Agri Resources bilang, turunnya ekspor CPO Indonesia otomatis mendorong peningkatan harga CPO di pasar global. 

Saat ini, katanya, harga CPO sudah berada di kisaran US$ 700 per ton. Selain karena produksi turun, kenaikan harga CPO itu turut didorong meningkatnya konsumsi CPO di dalam negeri untuk kebutuhan biodiesel. 

Agus memprediksi, harga CPO masih berpotensi tetap tinggi, ataupun bisa turun, tergantung permintaan pasar dan pasokan CPO. Namun dengan turunnya ekspor CPO Indonesia, otomatis hal itu mendorong peningkatan harga CPO di pasar global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×