kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Eka Sari Lorena (LRNA) melirik jasa pengangkutan non penumpang


Sabtu, 28 Agustus 2021 / 15:20 WIB
Eka Sari Lorena (LRNA) melirik jasa pengangkutan non penumpang
ILUSTRASI.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - BOGOR. PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) emiten jasa transportasi darat dengan armada bus maupun minibus, akan fokus pada strategi bertahan dengan memperkuat rute atau trayek jangka pendek di Jabodetabek hingga akhir tahun ini.

Direktur LRNA, Dwi Rianta Soerbakti memaparkan jika pihaknya juga akan memperkuat rental bus demi meningkatkan kinerja di tengah pandemi.

"Tahun ini kami akan lirik jasa pengangkutan non penumpang, seperti pengangkutan limbah medis. Kami juga menjalin kerjasama dengan pengembang untuk menyediakan shuttle bus internal untuk masuk dan keluar perumahan," ungkapnya dalam paparan publik yang berlangsung virtual, Jumat (27/8).

Ia mengakui bahwa pandemi yang melanda Indonesia dan dunia sejak Maret 2020 lalu, memang menjadi periode terburuk yang pernah dilalui oleh seluruh dunia usaha, termasuk bisnis transportasi darat. Hal itu juga sangat berefek pada Perseroan sehingga kinerja menurun drastis.

Baca Juga: Pandemi masih mengerem bisnis transportasi, begini strategi Eka Sari Lorena (LRNA)

Belum melaporkan lapkeu kuartal II 2021, selama kuartal pertama 2021 pendapatan LRNA tercatat sebesar Rp 17,08 miliar. Turun 18,51% dibandingkan raihan pendapatan LRNA pada Q1-2020 yang sebesar Rp 20,96 miliar.

Jika dirinci, pendapatan LRNA masih ditopang oleh segmen bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dengan pendapatan Rp 14,62 miliar atau berkontribusi 85,59% terhadap pendapatan LRNA di tiga bulan pertama 2021. Pendapatan lainnya berasal dari segmen shuttle bus, bus AKAP jarak pendek, dan bus angkutan bandara.

LRNA pun masih menderita rugi bersih pada tiga bulan pertama tahun ini. Namun rugi bersih tahun berjalan LRNA merosot 37,95% dari Rp 11,46 miliar pada Q1-2020 menjadi Rp 7,11 miliar.

Dengan catatan tersebut, LRNA tahun ini telah menyiapkan berbagai strategi untuk menyelamatkan Perseroan dan mengecilkan nilai kerugian.

Beberapa di antaranya adalah mengambil potensi dalam pengangkutan limbah medis. Dwi Rianta menjelaskan, pengelolaan limbah medis saat ini sangat ketat sehingga membutuhkan fasilitas yang dipercaya. Dalam proyek ini, LRNA bekerja sama dengan PT Garindo Persada Trans dalam memasuki angkutan industri limbah medis.

"Di masa pandemi, jumlah pasien di rumah sakit meningkat dan limbah medis juga meningkat. Kami ambil potensi mengangkut tersebut sebab limbah medis tidak boleh didiamkan 1×24jam. Mengenai estimasi keuntungan, kami belum bisa sebutkan karena saat ini bary memulai dengan 3 truk," paparnya.




TERBARU

[X]
×