kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Eka Sari Lorena (LRNA) melirik jasa pengangkutan non penumpang


Sabtu, 28 Agustus 2021 / 15:20 WIB
Eka Sari Lorena (LRNA) melirik jasa pengangkutan non penumpang
ILUSTRASI.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - BOGOR. PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) emiten jasa transportasi darat dengan armada bus maupun minibus, akan fokus pada strategi bertahan dengan memperkuat rute atau trayek jangka pendek di Jabodetabek hingga akhir tahun ini.

Direktur LRNA, Dwi Rianta Soerbakti memaparkan jika pihaknya juga akan memperkuat rental bus demi meningkatkan kinerja di tengah pandemi.

"Tahun ini kami akan lirik jasa pengangkutan non penumpang, seperti pengangkutan limbah medis. Kami juga menjalin kerjasama dengan pengembang untuk menyediakan shuttle bus internal untuk masuk dan keluar perumahan," ungkapnya dalam paparan publik yang berlangsung virtual, Jumat (27/8).

Ia mengakui bahwa pandemi yang melanda Indonesia dan dunia sejak Maret 2020 lalu, memang menjadi periode terburuk yang pernah dilalui oleh seluruh dunia usaha, termasuk bisnis transportasi darat. Hal itu juga sangat berefek pada Perseroan sehingga kinerja menurun drastis.

Baca Juga: Pandemi masih mengerem bisnis transportasi, begini strategi Eka Sari Lorena (LRNA)

Belum melaporkan lapkeu kuartal II 2021, selama kuartal pertama 2021 pendapatan LRNA tercatat sebesar Rp 17,08 miliar. Turun 18,51% dibandingkan raihan pendapatan LRNA pada Q1-2020 yang sebesar Rp 20,96 miliar.

Jika dirinci, pendapatan LRNA masih ditopang oleh segmen bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dengan pendapatan Rp 14,62 miliar atau berkontribusi 85,59% terhadap pendapatan LRNA di tiga bulan pertama 2021. Pendapatan lainnya berasal dari segmen shuttle bus, bus AKAP jarak pendek, dan bus angkutan bandara.

LRNA pun masih menderita rugi bersih pada tiga bulan pertama tahun ini. Namun rugi bersih tahun berjalan LRNA merosot 37,95% dari Rp 11,46 miliar pada Q1-2020 menjadi Rp 7,11 miliar.

Dengan catatan tersebut, LRNA tahun ini telah menyiapkan berbagai strategi untuk menyelamatkan Perseroan dan mengecilkan nilai kerugian.

Beberapa di antaranya adalah mengambil potensi dalam pengangkutan limbah medis. Dwi Rianta menjelaskan, pengelolaan limbah medis saat ini sangat ketat sehingga membutuhkan fasilitas yang dipercaya. Dalam proyek ini, LRNA bekerja sama dengan PT Garindo Persada Trans dalam memasuki angkutan industri limbah medis.

"Di masa pandemi, jumlah pasien di rumah sakit meningkat dan limbah medis juga meningkat. Kami ambil potensi mengangkut tersebut sebab limbah medis tidak boleh didiamkan 1×24jam. Mengenai estimasi keuntungan, kami belum bisa sebutkan karena saat ini bary memulai dengan 3 truk," paparnya.

Ia menambahkan, profit marjin di sektor ini juga cukup besar yakni di atas 20% sampai 25%, sementara dibandingkan dengan jasa pengangkutan penumpang antar kota, marjin hanya berkisar 8% sampai 10%. Dengan demikian, LRNA menilai akan serius mendalami sektor ini.

Ia menambahkan, bekerjasama dengan para developer juga untuk menyediakan jasa angkut penumpang atau public transportation di dalam perumahan. Ia mengatakan, bagi pihak developer, fasilitas tersebut juga menjadi sebuah value added bagi pihak developer.

"Kami sediakan transportasi untuk keluar dan masuk dari perumahan tersebut. Kami sudah buktikan di Sinarmas Land, di Kota Wisata dan Legenda Wisata yang membutuhkan angkutan tersebut. Jadi ya, di masa pandemi ini, pihak developer akan menjadi pihak yang kami gandeng guna menyediakan shuttle bus internal tersebut," jelasnya.

Rianta menyambung, sejumlah strategi Perseroan lainnya adalah dengan melakukan efisiensi di segala bidang demi meringankan beban perusahaan, termasuk menutup jurusan-jurusan yang tidak lagi dianggap menguntungkan.

Baca Juga: Pendapatan menurun tajam, Eka Sari Lorena (LRNA) lakukan efisiensi

Adapun saat ini di sektor Jabodetabek Residence Connexion (JRC), ada LRNA memiliki 4 rute feeder yaitu Kota WisataLegenda WisataSarinah/Thamrin, Kota WisataLegenda WisataRatu Plaza, BSD CityKota Wisata/ Legenda Wisata, dan BSD CityMRT Fatmawati.

Sedangkan untuk sektor Jabodetabek Airport Connexion (JAC) terdapat 3 (tiga) rute feeder yaitu BogorHalim Perdanakusuma, BSD CityHalim Perdanakusuma, dan Kota Wisata/Legenda Wisata Halim Perdanakusuma, BSD CityBandara Soekarno Hatta.

 

Perseroan juga telah mendapat izin prinsip dari BPTJ untuk rute Bogor/Mall Boxes 123/Royal Tajur/RancamayaBandara Soekarno Hatta BSD CityBandara Soekarno Hatta, lalu RA Kartini Jakarta SelatanSoekarno Hatta, dan Telaga Golf SawanganSoekarno Hatta.

"Strategi kami lainnya ialah memperketat ratio jumlah karyawan secara masif, memperkuat sistem e-ticketing seiring dengan kemajuan teknologi, dan penjualan berbasis online akan terus berkembang. Perseroan telah menjalin kerjasama dengan Traveloka, Alfamart Group dan Indomaret untuk pembelian dan pembayaran tiket," tutupnya.

Selanjutnya: Hanya Beroperasi 50%, Eka Sari Lorena (LRNA) mengerem ekspansi pada tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×