Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dilanda masalah baru. Hal itu terkait dengan target dimulainya operasional KCJB.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai bahwa proyek KCJB dimulai dengan perencanaan yang terburu-buru. Sehingga masalah muncul ketika proyek sudah berjalan pembangunannya.
Mulai dari soal negosiasi bunga yang sempat jadi isu, hingga saat ini adanya isu bahwa operasionalnya akan diundur menjadi Januari 2024.
"Ini masalah dimulai dari perencanaan yang terburu-buru. Model seperti proyek yang berisiko tinggi seperti kereta cepat harusnya dibuat hati-hati, tapi ini mengejar target sebelum Pemilu alhasil akan susah," kata Bhima kepada Kontan.co.id, Jumat (9/6).
Baca Juga: Wakil Ketua Komisi V DPR Minta Pemerintah Rampungkan Sarana Prasarana KCJB
Bhima setuju jika proyek KCJB bisa disebut kurang smooth dibandingkan dibandingkan dengan pembangunan MRT. Proyek MRT menurutnya disiapkan dengan perencanaan yang panjang.
"Prosesnya ini berbeda dengan proyek MRT perencanaan juga cukup panjang. Kemudian dari proyek MRT juga tawaran bunganya juga kecil 0,1% dibandingkan dari kereta cepat itu awalnya kan bunganya 2%. Itu udah jauh sekali," jelas Bhima.
Kemudian masalah soal penguasaan teknis dan pengawasan juga jadi poin penting dalam perencanaan proyek besar seperti kereta cepat.
"Ini banyak step yang dilewati oleh proses kereta cepat sehingga akhirnya enggak smooth. Yang jadi Pertanyaan kenapa waktu itu pemerintah ambil proposal dari China? mungkin saat itu berpikir bahwa ada likuiditas yang cukup besar juga yang ditawarkan oleh China," ujarnya.
Bhima menegaskan, ke depan pemerintah harus selektif dalam perencanaan proyek besar seperti kereta cepat.
Baca Juga: Mulai 10 Juni, Pesan Tiket Kereta Api Bisa H-45 Sebelum Hari Keberangkatan
Isu adanya operasional yang mundur pada Januari 2024 bahkan tak menutup kemungkinan akan mundur kembali. Hal tersebut jika kesiapan teknis operasional belum optimal. Menurutnya, kesiapan transportasi publik terutama menyangkut keselamatan penumpang harus dipersiapkan matang.
"Kemungkinan bisa mundur lagi kalau masih harus ada kesiapan teknis yang perlu benar-benar diperhatikan," kata Bhima.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut B Pandjaitan mengatakan, Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) akan melakukan uji coba atau trial 300 kilometer perjam pada pertengahan bulan ini.
Hal tersebut disampaikan Luhut saat Rapat Kerja (Raker) bersama Banggar DPR RI, Jumat (10/6). Ia bahkan mengajak anggota Bangga DPR yang ingin ikut serta menjajal naik KCJB pada trial tanggal 14 nanti.
Baca Juga: 17 Proyek Strategis Nasional Sektor Transportasi Ditargetkan Rampung 2023-2024
"Saya ulangi kami akan trial 300 km per jam. Jadi nanti kalau Yang Mulai, bapak-bapak sekalian mau ikut, karena saya juga akan coba yang 300 kilometernya mungkin tanggal 15 tau 16 (Juni)," kata Luhut.
Ia juga mengatakan mengenai proyek KCJB baik negosiasi bunga bahkan pengerjaan berada under controll.
"Kita ngga usah dengar sana sini, tadi negosiasi bunga dan negosiasi lain, semua under control. Kalau kita kerjain semua dengan detail dan tim work baik tidak ada yang tidak bisa diselesaikan. Jadi jangan dari kita sendiri buat berita hoaks ini gagal, tidak ada yang masalah sampai hari ini semua terkendali," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News