kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Ekonom: Program B30 selamatkan harga TBS petani


Rabu, 10 Juni 2020 / 17:33 WIB
Ekonom: Program B30 selamatkan harga TBS petani
ILUSTRASI. Seorang petani membongkar muatan tandan buah segar (TBS) sawit dari dalam sebuah perahu pada musim banjir di Desa Raja Bejamu Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Rabu (19/2/2020). Harga TBS sawit di Rokan Hilir pada masa trek atau menurunnya produksi di perkebun


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Di kala pandemi Covid-19 ini, kata Raden Pardede, Indonesia harus memiliki lokomotif ekonomi yang mampu membangkitkan perekonomian nasional. Saat ini, hampir semua sektor ekonomi terpuruk.

Hanya sedikit sektor ekonomi yang mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19 ini, salah satunya perkebunan kelapa sawit beserta industri turunannya.

“Kita ingin ada lokomotif yang mampu membangkitkan perekonomian. Karena itu, industri ini harus dikembangkan agar Indonesia bisa menggeliat kembali,” katanya.

Program B30 di 2020 ini akan menggunakan biodisel sebanyak 9,59 juta kilo liter. Manfaat ekonomi dan sosial dari implementasi Program B30 akan menghemat devisa sebesar US$ 5,13 miliar atau setara dengan Rp 63,39 triliun. Hilirisasi CPO menjadi biodisel memberikan nilai tambah Rp 13,82 triliun.

Dengan program B30 ini akan mempertahankan tenaga kerja (petani sawit) di on farm sebanyak 1,2 juta orang dan di off farm sebanyak 9.005 orang. Selain itu juga akan mengurangi emisi GRK sebanyak 14,25 juta ton CO2.

Baca Juga: Pengembangan energi terbarukan tetap perlu dilakukan meski ada pandemi corona

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan program B30 turut terdampak pandemi virus corona (Covid-19). Target realisasi penyaluran biodiesel meleset.

Realisasi program B30 sampai 26 Mei 2020 baru 3,352 juta kiloliter. Angka tersebut baru 34,95% dari target tahun ini yang sebesar 9,6 juta kiloliter.

Program ini terkendala ketersediaan dana insentif biodiesel menyusul anjloknya harga minyak dunia di tengah wabah corona. Turunnya harga minyak itu turut menekan Harga Indeks Pasar (HIP) solar, sehingga membuat gap atau selisih dengan harga bahan baku biodiesel, yakni fatty acid methyl ester (Fame) menjadi kian besar.

Nah, selama ini, program B30 didukung pendanaan untuk menutup seluruh selisih harga solar dan biodiesel. Ini terjadi karena harga biodiesel cenderung lebih mahal dari solar. Dana tersebut diperoleh dari iuran para pengusaha kelapa sawit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×