kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Eks Kepala SKK Migas proyeksi harga BBM murah baru akan terasa di bulan Juni 2020


Senin, 27 April 2020 / 19:28 WIB
Eks Kepala SKK Migas proyeksi harga BBM murah baru akan terasa di bulan Juni 2020
ILUSTRASI. Harga BBM yang murah diperkirakan baru akan terjadi pada Juni mendatang


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini mengatakan, jika merujuk pada regulasi yang berlaku maka harga Bahan Bakar Minyak (BBM) murah baru dapat dirasakan pada Juni mendatang.

Dalam paparannya, Rudi bilang bilang bahwa merujuk Keputusan Menteri ESDM Nomor 62K/MEM/2020 maka kondisi harga saat ini di mana kurs rupiah ada di level Rp 15.800 per dolar Amerika Serikat (AS) dan harga MOPS sebesar US$ 35 per barel dan dengan rumus perhitungan yang ada maka harga jual BBM RON 92 (Pertamax) bisa berada pada kisaran Rp 5.650 per liter.

"Sementara pada Mei ini indikator yang dipakai adalah kondisi 25 Februari hingga 24 Maret dengan kurs sekitar Rp 15.300 per dolar AS dan harga minyak MOPS masih di US$ 50 per barel. Jadi Mei nanti harga akan berkisar Rp 7,100 per liter," jelas dia melalui sambungan video konferensi, Senin (27/4).

Baca Juga: Soal harga BBM, BP-AKR: Kami memantau situasi terkini dan menyesuaikan yang perlu

Rudi pun mengklaim harga BBM di tanah air yang disebut tidak terlalu mahal haruslah dicermati baik-baik. Ia mencontohkan, Singapura yang memiliki harga BBM lebih mahal dikarenakan negara tersebut menerapkan subsidi silang untuk pengembangan sektor energi baru terbarukan.

Karena itu, ke depannya pemerintah juga perlu mencermati sejumlah hal termasuk opsi pengembangan depo dan tanki-tanki BBM yang dimiliki.

Menurutnya, tingkat kemampuan reserve depo BBM di Indonesia baru berada pada kisaran 14 hari. Sebelumnya, sempat ada rencana meningkatkan kemampuan reserve menjadi 30 hari atau 2 bulan bahkan 6 bulan.

"Pertanyaannya biaya membangunnya mahal, untuk kilang saja sudah 25 tahun kita tidak membuatnya, terakhir di Balongan," pungkas Rudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×