kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekspansi, Batamindo Jajaki Investor Korea dan China


Rabu, 17 Februari 2010 / 09:01 WIB


Reporter: Gloria Haraito | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

BATAM. Ternyata, tak semua perusahaan optimis menyambut diberlakukannya free trade zone (FTZ) di Batam. Salah satunya yakni pengelola kawasan industri PT Batamindo Investment Cakrawala. Di kala pengusaha lain banyak berharap dari penerapan kebijakan bebas bea tersebut, Batamindo justru tak berharap muluk.

Krisis yang menghempas sejak tahun 2008 membuat pendapatan Batamindo sepanjang tahun 2009 longsor 10% dibandingkan dengan pendapatan 2008. Manajer Umum Batamindo John Sulistiawan mengatakan, pemberlakuan revisi FTZ tahun ini belum berpengaruh banyak terhadap perusahaan.

Maklum, seluruh pasar tenan Batamindo ialah pasar global. "Kondisi perekonomian global masih dalam pemulihan tahun ini. Kondisi ini akan berpengaruh pada kinerja perusahaan tenan kami," ujar John kepada KONTAN pekan silam. Dus, tahun ini Batamindo berharap kinerja perusahaan bisa menyamai tahun 2008.

Agar memenuhi target ini, Batamindo berniat merambah pasar baru. "Bagian pemasaran kami sudah bergerak ke China dan Korea," ujar John. Selama ini, sebagian besar tenan Batamindo berasal dari Jepang. Baru sebagian kecil lainnya berasal dari Singapura, AS, dan Eropa.

Perusahaan-perusahaan ini memadati kawasan industri Batamindo yang memiliki luas 320 hektare (ha) di Muka Kuning, Batam. Sebagian besar dari perusahaan ini bergerak di bidang mesin dan listrik. Saat ini, Batamindo memiliki 66 perusahaan tenan dengan 56.000 orang tenaga kerja.

Menurut John, jumlah ini telah berkurang drastis dari sepuluh tahun lalu. "Pada waktu itu yang menyewa di kawasan kami ada 95 perusahaan dengan 85.000 orang tenaga kerja," ujar John. Menurutnya, penurunan investor dan tenaga kerja ini disebabkan oleh banyaknya aksi buruh dalam kurun waktu 2001 hingga 2003.

Batamindo mengumpulkan pundi-pundi usahanya lewat biaya sewa. Dari luas lahan Batamindo yang sebesar 320 ha, sebanyak 40% telah disewakan. Batamindo menyewakan setiap m2 lahan sebesar S$ 6 per bulan. Menurut John, harga ini sudah jauh melorot dari harga S$ 14-15 per bulan pada tahun 1990-an. Harga ini kian menurun seiring dengan melandainya perekonomian Singapura.

Manajer Batamindo Andy Hauw menambahkan, sebelum adanya revisi, pengusaha begitu kewalahan dengan ketentuan masterlist (daftar inti) FTZ. "Penggunaan masterlist tidak fleksibel karena permintaan dari tenan di sini kan tidak baku dan bisa berubah sewaktu-waktu," terang Andy. Sementara, untuk mengajukan masterlist baru, waktu yang dibutuhkan bisa sampai seminggu.

Lalu, ia pun menyarankan agar pengecekan dilakukan secara otomatis melaui alat bantu. Selama ini, pengecekan dilakukan secara manual. Bayangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh petugas bea cukai untuk mengecek 400 kontainer Batamindo yang hilir mudik setiap harinya. Keadaan tambah apes bila hujan turun saat kontainer dibongkar. Sebab, ini bisa menimbulkan kerusakan material yang diimpor.

Sekedar catatan, Batamindo merupakan salah satu anak usaha Gallant Venture Pte Ltd, perusahaan milik Anthoni Salim. Selain Batamindo, Gallant juga memiliki lima anak usaha lainnya yang bercokol di Kepulauan Riau. Semua perusahaan ini bergerak di bidang kawasan industri, pengembang properti, serta resor.

Lima perusahaan ini antara lain PT Bintan Inti Industrial Estate, PT Batamindo Executive Village, PT Bintan Resort Cakrawala, Bintan Resort Ferries Pte Ltd, dan BRF Holidays Pte Ltd. Hingga sembilan bulan 2009 silam, Gallant berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar S$ 141,8 juta, turun 16% dibandingkan dengan pendapatan periode sama tahun 2008 yang sebesar S$ 168,9 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×