Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
Hendra mengungkapkan, saat ini APBI telah bersurat ke Pemerintah memohon agar segera dilakukan sosialisasi mengingat Keputusan tersebut banyak detail teknis yang perlu diklarifikasi sebagai panduan bagi perusahaan dalam memenuhi ketentuan yang diatur dalam peraturan tersebut.
Dari sisi korporasi, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) mengakui bahwa aktivitas ekspor batubara sudah mulai berjalan normal. Corporate Secretary GEMS, Sudin Sudiman mengatakan, izin ekspor telah diberikan kepada anak perusahaan terutama Borneo Indobara dan Barasentosa Lestari.
"Untuk izin ekspor yang pertama sekitar 13 atau 14 Januari 2022 untuk 5 kapal yang sebelumnya tertahan sudah diizinkan ekspor, volumenya sekitar 450.000 ton. Saat ini kapal mulai datang lagi terkait ekspor yang sebelumnya ditunda terutama untuk pasar China dan India, kondisi sudah lancar dan kondusif bagi GEMS." ujarnya saat dihubungi terpisah.
Sampai dengan saat ini ekspor batubara GEMS sudah lebih dari 450.000 ton. Namun, Sudin mengatakan pihaknya belum bisa memerinci tepatnya berapa volume ekspor batubara yang sudah terealisasi sampai saat ini.
Baca Juga: Ekspor Batubara Dibuka Lagi per 1 Februari, Cermati Sanksi & Denda Baru Pelanggar DMO
Secara umum, manajemen GEMS melihat bahwa prospek bisnis batubara di 2022 diprediksi tetap menguat di sepanjang tahun ini. "Semoga pemerintah dapat menjaga momentum ini dan pemulihan ekonomi dapat tercapai dengan kerja sama yang baik," ujar Sudin.
Di tahun ini, khusus untuk Borneo Indobara karena dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2022 sebesar 36 juta ton, maka kewajiban DMO-nya 25% dari produksi atau sebanyak 9 juta ton. Adapun pada Januari 2022, Borneo Indobara menambah pasokannya ke PLN sebanyak 300.000 ton.
Sebelumnya, pada 21 Januari 2022, manajemen PT Indika Energy Tbk (INDY) mengungkapkan sudah merealisasikan ekspor batubaranya.
"Pasca-pencabutan larangan, anak usaha kami Kideco Jaya Agung (Kideco) telah melakukan ekspor sebanyak 51 ribu ton. Sebagian besar klien kami merupakan negara-negara di Asia dan Eropa," ujar Head of Corporate Communication Indika Energy Ricky Fernando kepada Kontan.co.id, Jumat (21/1).
Di tahun ini, Ricky melihat bahwa permintaan dan harga komoditas energi, termasuk batubara, diperkirakan tetap menguat di tahun 2022 seiring dengan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News