kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.491   6,00   0,04%
  • IDX 7.765   66,44   0,86%
  • KOMPAS100 1.087   10,08   0,94%
  • LQ45 798   15,78   2,02%
  • ISSI 265   0,09   0,03%
  • IDX30 414   7,97   1,96%
  • IDXHIDIV20 480   8,38   1,78%
  • IDX80 121   1,99   1,67%
  • IDXV30 131   2,18   1,69%
  • IDXQ30 134   2,33   1,77%

Ekspor Batubara RI Mulai Pulih, Musim Dingin Jadi Angin Segar


Kamis, 11 September 2025 / 11:36 WIB
Ekspor Batubara RI Mulai Pulih, Musim Dingin Jadi Angin Segar
ILUSTRASI. Foto udara aktivitas bongkar muat batu bara di kawasan pantai Desa Peunaga Cut Ujong, Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Selasa (31/1/2023). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan produksi batu bara 2023 mencapai 695 juta ton atau naik 4,82 persen dari target tahun lalu dengan proyeksi kebutuhan domestik sebesar 177 juta ton dan 518 juta ton untuk ekspor. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/tom.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku usaha batubara menatap peluang pemulihan ekspor di sisa tahun ini.

Momentum musim dingin di sejumlah negara tujuan utama diperkirakan akan mengerek konsumsi energi, termasuk batubara asal Indonesia.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Gita Mahyarani menyampaikan, tren musiman ini bisa menjadi katalis positif bagi produsen dalam negeri.

Baca Juga: Permintaan Batubara Berpeluang Naik, ITMG Optimistis Capai Target Penjualan di 2025

"Menjelang musim dingin, biasanya memang ada peningkatan konsumsi energi di negara tujuan utama ekspor batubara Indonesia," kata Gita kepada Kontan.co.id, Rabu (10/9/2025).

Meski begitu, Gita mengingatkan faktor eksternal tetap harus dicermati. Pasalnya, sejumlah negara kini semakin menekankan ketahanan energi domestik.

"Hal ini tentu menjadi peluang positif bagi perusahaan batubara, meskipun kita tetap perlu mencermati kebijakan energi masing-masing negara," ujarnya.

Di sisi lain, geliat ekspor sudah mulai terlihat. Berdasarkan catatan APBI, ekspor batubara Indonesia pada Agustus 2025 tumbuh 9,9% dibandingkan bulan sebelumnya.

Baca Juga: Adaro Minerals (ADMR) Tertekan Penurunan Harga Batubara, Simak Rekomendasi Sahamnya

Kenaikan ini memberikan sinyal pemulihan setelah tekanan yang terjadi sepanjang paruh pertama 2025.

"Hal ini menunjukkan masih ada ruang perbaikan kinerja di semester II," jelas Gita.

Namun, Gita menegaskan pencapaian target ekspor secara keseluruhan masih bergantung pada dinamika pasar global serta dukungan kebijakan di dalam negeri.

Sebagai catatan, kinerja ekspor batubara nasional mengalami koreksi sepanjang Januari–Juli 2025.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor batubara pada periode tersebut mencapai US$ 13,82 miliar, atau turun 21,74% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$ 17,66 miliar.

Baca Juga: Penurunan Ekspor Batubara Dikhawatirkan Berdampak pada Kinerja Asuransi Marine Cargo

Dari sisi volume, ekspor hingga Juli 2025 tercatat 214,71 juta ton, turun 6,96% dari periode sama tahun lalu.

Sementara itu, rata-rata harga ekspor berada di level US$ 64,37 per ton, susut 9,64% secara tahunan.

Adapun pemerintah menilai penurunan ekspor ini dipengaruhi oleh meningkatnya produksi batubara di dua negara tujuan utama, yakni China dan India.

“Itu China dan India memang kapasitas produksinya naik. Sedangkan ekspor kita utamanya ke kedua negara itu. Jadi wajar-wajar saja sebetulnya, ini lebih ke siklus harga yang naik-turun,” kata Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, saat ditemui di Kompleks DPR RI, Rabu (3/9).

Meski demikian, pemerintah tetap mendorong perluasan pasar ekspor untuk mengantisipasi penurunan permintaan dari China dan India.

Menurut Tri, potensi terbesar masih berada di kawasan Asia, khususnya ASEAN.

Baca Juga: Harga Batubara Diprediksi Tertekan Hingga Akhir Tahun, Ini Sentimennya

"Untuk Asia, khususnya ASEAN, coba dijajaki. Kami sudah berkomunikasi dengan APBI agar membuka peluang ekspor ke Vietnam, Malaysia, Thailand, hingga Filipina. Kalau dari Rusia terlalu jauh, jadi ASEAN lebih potensial," ujarnya.

Tri menambahkan, pemerintah berharap ekspansi pasar bisa terealisasi pada sisa tahun ini, meski secara keseluruhan kinerja ekspor tetap diperkirakan menurun dibandingkan tahun lalu maupun prognosa awal 2025.

Kendati demikian, pemerintah optimistis target penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor batubara tetap bisa tercapai. “Target insya Allah bisa,” tegas Tri.

Selanjutnya: Promo Hypermart Dua Mingguan 11-24 September 2025, Sosis El Primo Diskon 15%

Menarik Dibaca: Promo Hypermart Dua Mingguan 11-24 September 2025, Sosis El Primo Diskon 15%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×