Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pemasok Energi, Batu Bara, dan Mineral Indonesia (ASPEBINDO) angkat bicara menanggapi usulan Kementerian ESDM mengenai pengendalian produksi ditengah penurunan ekspor batbara periode Januari-Juli 2025.
"ASPEBINDO menilai hal ini sebagai langkah yang diperlukan dan efektif untuk mengendalikan harga," ungkap Wakil Ketua Umum Aspebindo, Fathul Nugroho kepada Kontan, Jumat (05/09/2025).
Menurutnya, pengendalian produksi dapat menjadi instrumen untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan di pasar.
"Ketika pasokan dikurangi, tekanan terhadap harga akan menurun dan berpotensi memicu rebound harga," tambah dia.
Kebijakan ini, dinilai akan membantu mencegah kerugian lebih dalam bagi para pelaku usaha di sektor batubara.
Baca Juga: Penurunan Ekspor Batubara Turut Pengaruhi Kinerja Asuransi Marine Cargo
"Namun, implementasi kebijakan ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu stabilitas operasional dan ekosistem industri," ungkapnya.
Di tengah menurunnya gairah pasar ekspor, Fathul juga menambahkan bahwa langkah hilirisasi batubara menjadi strategi jangka panjang yang krusial.
"Hilirisasi tidak hanya menciptakan nilai tambah, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada pasar ekspor dan fluktuasi harga global," ungkapnya.
Adapun, ekspor batubara Indonesia, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi penurunan sepanjang Januari hingga Juli 2025. Nilai ekspor turun sekitar 21,74% menjadi US$13,82 miliar dan volume ekspor turun 6,96%.
ASPEBINDO melihat penurunan signifikan pada nilai ekspor batubara terutama disebabkan oleh penurunan harga komoditas global, bukan karena penurunan volume yang drastis.
"Penurunan harga ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk melambatnya permintaan dari Tiongkok dan India, yang merupakan pasar utama, serta peningkatan pasokan dari negara produsen lain," katanya.
Baca Juga: Ekspor Melemah, Begini Nasib Emiten Produsen Batubara
Penurunan nilai ekspor yang mencapai 21,74% lebih mencerminkan dinamika harga pasar internasional yang tidak menentu daripada penurunan permintaan yang signifikan terhadap batubara Indonesia.
"Tapi, volume yang hanya turun 6,96% sebenarnya menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi pemain utama dalam pasar batu bara global," jelasnya.
Sebelumnya, dalam catatan Kontan, Dirjen Minerba ESDM, Tri Winarno menyebut adanya potensi evaluasi produksi batubara di dalam negeri kedepannya.
"Evaluasi terhadap harga. Harga kan drop terus nih. Ya mungkin salah satu evaluasinya nanti terkait dengan produksi. Tapi kan belum selesai evaluasi. On-going," kata Tri saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, beberapa waktu lalu.
Selanjutnya: Link Live Streaming Indonesia vs China Taipei di FIFA Matchday 2025, Pukul 20.30 WIB
Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 5-7 September 2025, Belimbing Madu Harga Spesial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News