Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kementerian Pertanian percaya diri dapat mengekspor bawang merah tahun ini di atas 8.000 ton. Target itu mengacu realisasi ekspor tahun lalu yang mencapai 8.000 ton. Ekspor bawang merah itu dilakukan saat terjadi panen raya di sejumlah sentra produksi bawang merah.
Namun, faktanya hingga Agustus 2016, realisasi ekspor bawang merah baru 200 ton. Malah pemerintah melakukan impor bibit bawang merah, karena harga yang melonjak.
Direktur Perbenihan Hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Sri Wijayanti Yusuf mengatakan, impor benih ini terpaksa dilakukan agar dapat menekan harga bawang merah di pasaran. Sebab semakin tinggi harga benih, maka harga bawang merah konsumsi bisa terus menanjak naik.
Namun ia mengatakan, impor benih ini sebenarnya masih tergolong kecil atau sekitar 1% dari total kebutuhan benih nasional. "Benih ini nanti kami siapkan hasilnya untuk diekspor agar bisa mencapai target di atas 8.000 ton dari realiasi sampai sekarang baru 200 ton," ujar Sri, Kamis (18/8).
Menurut hitungan Kemtan, kebutuhan benih nasional sebesar 150.000 ton per tahun dengan luas lahan 130.000 hektare (ha). Ia bilang benih impor ini memiliki produktivitas rata-rata 15 ton per ha, sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata produktivitas benih bawang nasional baru 10 ton per ha. "Produksi dari benih impor ini disiapkan untuk ekspor bawang merah tahun ini," ujarnya.
Kemtan sangat berharap produksi bawang merah dari benih impor ini bisa memenuhi target ekspor bawang merah tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News