Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor buah Indonesia pada periode pertama 2018 mengalami penurunan volume sebesar 5,67% dan nilai turun 3,2%. Namun bukan karena penurunan produktivitas, tapi karena masa panen buah terjadi pada akhir semester pertama.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor buah-buahan mengalami penurunan 3,2% menjadi US$ 398,38 juta. Senada, volumenya juga terkoreksi 5,67% menjadi 584,5 juta kilogram metrik.
Direktur Buah dan Bunga Direktorat Hortikultura Kementerian Pertanian Sarwo Edhi menjelaskan, ekspor periode tersebut mengalami penurunan karena masa panen buah baru terjadi pada periode Juni-Agustus.
"Kami perkirakan akan lebih baik nanti di semester kedua, karena produktivitas lahan sudah menunjukkan kenaikan 7,1%," kata Sarwo saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (19/7).
Kenaikan produksi tersebut menurutnya lantaran Kemtan telah aktif menjalankan pengembangan kawasan untuk fokus pada penanaman komoditas unggulan.
Program yang telah berjalan sejak 2018 itu akan dilanjutkan ke tahun berikutnya dan bakal diperlebar untuk program pengembangan kawasan yang lebih terpadu.
Selain itu, Kemtan juga memiliki program penyejahteraan berupa pemberiaan bantuan kepada masyarakat untuk pelatihan dan bantuan tanaman buah.
Menanggapi hal tersebut, Ketua 1 Asosiasi eksportir Importir buah dan Sayuran Segar Indonesia (Aseibssindo) Eddy Simon mengonfirmasi bahwa masa musim panen buah-buah ekspor memang belum tiba.
"Barangnya belum ada, kalaupun ada yang melakukan ekspor pada periode itu, dalam jumlah sedikit atau difokuskan untuk dalam negeri dulu," jelasnya.
Adapun sejumlah komoditas buah yang menjadi andalan ekspor Indonesia adalah nanas, pisang, manggis, buah naga dan salak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News