kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor CPO masih surplus, pelaku usaha dukung kebijakan ekspor di era new normal


Selasa, 16 Juni 2020 / 10:28 WIB
Ekspor CPO masih surplus, pelaku usaha dukung kebijakan ekspor di era new normal
ILUSTRASI. Pabrik kelapa sawit PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA)


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

Namun, pengapalan sawit Indonesia ke China  terpangkas 54,3 persen menjadi hanya 879.000 ton di kuartal pertama 2020 dari periode sama tahun lalu sebanyak 1,93 juta ton. Dampaknya, nilai ekspor juga turun 48,5 persen dari US$ 966,1 juta menjadi US$ 497,4 juta.

Joko Supriyono, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menjelaskan bahwa sektor kelapa sawit tetap mampu bertahan dan  memberikan dampak ke semua sektor perekonomian  di tengah tekanan Covid-19. Apalagi, pandemi Covid-19 sulit diperkirakan kapan akan berakhir, tetapi memasuki bulan Juni sudah banyak negara yang mulai beraktivitas dan memasuki era new normal.

“Industri sawit akan kami jaga daya saingnya. Apalagi, perusahaan di bawah anggota GAPKI telah menunjukkan tidak ada pengurangan karyawan (PHK) di tengah wabah,” ujar Joko.

Baca Juga: Sawit Sumbermas (SSMS) soroti kenaikan pungutan ekspor CPO

Ditambahkan Joko bahwa perusahaaan sawit anggota GAPKI mendukung kebijakan pemerintah untuk menjaga ekspor sawit. Saat ini, Indonesia perlu membangun hubungan baik dengan negara tujuan utama seperti India, Pakistan, Bangladesh dan Tiongkok. Selain mengembangkan pasar baru tujuan ekspor yang lebih potensial contohnya negara di Afrika karena negara Afrika sedang tumbuh dan berkembang.

Di sisi lain, Joko mengusulkan agar pemerintah mengurangi hambatan ekspor seperti infrastruktur pelabuhan harus terus ditingkatkan kualitasnya, biaya logistik harus mulai diturunkan dan kewajiban pemakaian kapal nasional untuk ekspor harus dipertimbangkan kembali kebijakannya. Lalu, kampanye positif sawit tetap diperkuat terutama bagi negara-negara Eropa.

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia, Sahat Sinaga, mengusulkan pihak pemerintah maupun pelaku industri harus jeli dalam membaca permintaan konsumen di negara lain. Seperti contoh, penduduk Afrik menginginkan minyak sawit yang rasanya masih alami tanpa proses penyulingan (refinasi).

Baca Juga: Fundamental CPO Masih Rapuh Meski Harga Naik ke RM 2.000

Sementara itu, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) tetap mendukung kegiatan promosi di dalam dan luar negeri. Muhamad Ferian, Plt. Direktur Kemitraan BPDP-KS menyatakan pihaknya berkomitmen mendukung kegiatan promosi yang dilakukan pelaku industri sebagai amanah regulasi yang ditetapkan pemerintah.

Selain itu, BPDP-KS telah menunjukkan komitmennya membantu petani melalui program peremajaan dan mewujudkan petani yang mampu menghasilkan CPO tidak lagi sebatas panean buah  sawit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×