Reporter: Kiki Safitri | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga akhir tahun 2019, ekspor kopi di prediksi masih terpuruk. Penurunan ekspor kopi ini dinilai akibat rendahnya harga komoditas kopi di pasar global yakni US$ 1.600 per ton, di mana sebelumnya harga kopi lokal sempat mencapai US$ 2.100 per ton.
Menurut Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Moelyono Soesilo, ekspor kopi turun drastis hingga 50% dibandingkan tahun lalu dengan total 230.000 ton.
“Sampai November tahun ini dibandingkan tahun kemarin, ekspor kopi Indonesia turun sekali ya,” kata Moelyono, kapada KONTAN, Minggu (9/12).
Per akhir November 2018, ekspor kopi tercatat 124.000 ton. Namun demikian, volume ekspor dikatakan tidak mampu untuk mengejar ketinggalan seperti tahun lalu.
“Sudah enggak mungkin bisa dikejar ekspornya sampai Desember. Saya perkirakan, sampai Desember akhir hanya 150.000 ton sampai 160.000 ton ekspor,” ujarnya.
Untuk produksi kopi tahun ini, dia mengestimasi mencapai 660.000 ton hingga 690.000 ton, sedangkan untuk konsumsi dalam negeri per tahun adalah 320.000 ton sampai 330.000 ton. Sehingga di awal tahun masih ada stok untuk ekspor sekitar 180.000 ton.
“Kami berharapnya, tahun depan ekspor bisa sedikit meningkat, karena stok awalnya besar,” ungkapnya.
Sedangkan untuk produktivitas per hektare, pertanian kopi lokal juga masih terpuruk dan tertinggal dari negara lain yang juga mengekspor kopi.
Untuk kopi robusta, produktivitasnya adalah 1,1 ton hingga 1,1 ton per ha, dan untuk kopi Arabica produktivitasnya adalah 600 kg – 700 kg per ha. Adapun total luas perkebunan kopi di Indonesia mencapai 1,1 juta ha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News