Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
AKARTA. Permintaan ban di pasar ekspor yang melemah tahun ini berimbas pada penurunan produksi ban nasional. Lantaran permintaan ekspor menurun, volume produksi ban nasional ikut susut.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane menuturkan sentimen di pasar ekspor sangat berpengaruh pada produksi ban nasional. Maklum, sekitar 75% produksi ban Indonesia dialokasikan untuk ekspor. Sehingga, "Kalau terjadi pelemahan di pasar ekspor dalam waktu yang cukup lama, akan berpengaruh pada produksi," katanya, kemarin.
Menilik data APBI, produksi ban nasional hingga sembilan bulan pertama tahun ini mencapai 36,6 juta unit atau turun 2,4% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Produksi ban dalam negeri yang menyusut dipicu oleh pengurangan produksi ban untuk mobil penumpang atawa passanger car radial (PCR). Pasalnya, kata Aziz, permintaan ban jenis ini paling banyak berasal dari pasar ekspor.
Hingga sembilan bulan pertama tahun ini, produksi ban PCR sebanyak 28,9 juta unit, turun 3,3% dari periode yang sama tahun lalu. Sebaliknya, produksi ban bias hingga kuartal III-2013 tercatat sebesar 7,67 juta unit atau tumbuh 2,2% ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Hingga kuartal III-2013, ekspor ban mobil asal Indonesia mencapai 19,9 juta unit atau merosot 9,5% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Penurunan ekspor ini antara lain lantaran masih berlanjutnya pelemahan ekonomi di negara tujuan ekspor tradisional yakni pasar Eropa.
Di samping itu, pasar Timur Tengah juga terdampak oleh kondisi politik di beberapa negara yang bergejolak.
Dengan kondisi seperti ini, Aziz memperkirakan ekspor ban hingga akhir tahun ini bakal susut sekitar 10% ketimbang tahun 2012. "Harapannya penurunan ekspor tidak lebih besar dari 10%," katanya.
Hingga pertengahan tahun ini, kinerja ekspor beberapa produsen ban nasional menunjukan tren menurun. PT Gajah Tunggal Tbk misalnya mencatatkan penurunan ekspor 17,1% selama semester I-2013 menjadi Rp 1,89 triliun.
Saat pasar ekspor lesu, Gajah Tunggal mencoba mencari pasar alternatif. "Seperti pasar Amerika Selatan," kata Direktur Gajah Tunggal, Catharina Widjaja, beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News